Hal Yang Harus dilakukan Ketika Turun Hujan - CHEAP CAR INSURANCE
H

Hal Yang Harus dilakukan Ketika Turun Hujan

12 Min Read
0 0

Doa ketika turun hujan memang jarang kita dengar dikarenakan sebagian orang menyikapi hujan ini, dengan keluh kesah dan menganggap hujan ini sebagai hal yang mengganggu bagi aktivitas kita. Padahal hujan sendiri adalah bagian dari berkah dan rahmat dari Allah SWT. Maka yang harus diubah adalah konsep iman kita, terutama ketika hujan sedang berlangsung. Islam itu indah, Nabi Muhammad SAW tidak akan meninggalkan dunia ini, sebelum semua ajarannya di turunkan untuk manusia.

Maka sebagai umat Islam kita harusnya bersyukur atas rahmat Allah SWT, melewati tetesan – tetesan air hujan yang di hempaskan ke bumi. Oleh karena itu kita harus mengetahui doa ketika turun hujan, sikap dan sunnah yang harus kita lakukan saat terjadi fenomena hujan ini. Berikut beberapa konsep yang harus kita amalkan.

Doa Ketika Turun Hujan

Do’a Ketika Turun Hujan

Dalam sunnahnya Nabi Muhammad SAW, mengajarkan kita bagaimana baiknya dalam menyikapi turunnya hujan. Oleh karena itu beberapa riwayat sahih memaparkan, bahwa Nabi Muhammad SAW, telah memberikan kalimat doa ketika turun hujan tersebut.

Dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,

إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ  اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”. (HR. Bukhari no. 1032)

Ibnu Baththol mengatakan, ”Hadits ini berisi anjuran untuk berdo’a ketika hujan, agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.” (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 5: 18, Asy Syamilah)

Maka sebagai muslim yang budiman, kita sepatutnya terus mengamalkan amalan do’a ini. Karena dengan do’a segala hal ketidakberuntungan bisa kita hindari dan kita lebih menghargai bahwa hujan pun adalah ciptaan Allah SWT.

Doa Ketika Turun Hujan Lebat

Hujan lebat adalah sebuah rahmat yang besar yang diturunkan oleh Allah SWT. Kita tidak tahu bahwa belahan bumi yang mana, yang sangat membutuhkan pasokan air. Apalagi setelah masa kemaraunya yang panjang. Oleh karena itu terdapat syafaat yang telah di berikan oleh Nabi Muhammad SAW, ketika menyikapi hujan lebat ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a,

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari [Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan].” (HR. Bukhari no. 1014)

Maka dari itu kita harus melatih iman kita, agar tidak berprasangka buruk kepada fenomena hujan, apalagi hujan lebat. Meskipun hujan kerap menghalangi aktivitas kita, tetapi Allah SWT, mengetahui segala sesuatunya yang ada di muka bumi ini. Dan sedangkan kita hanyalah makhluk ciptaannya yang seharusnya bersyukur atas rahmat Allah SWT, dengan didatangkannya hujan lebat tersebut. Sudah sepatutnya kita mensyukuri nya dengan memanjatkan doa ketika turun hujan.

Hujan Merupakan Waktu Mustajab untuk Berdo’a

Bila kita renungkan, mungkin saja kita selalu dibaluti rasa kesal ketika hujan turun, terutama bagi yang sedang beraktivitas di luar ruangan. Dan hal itu yang sepatutnya kita hindari, karena segala sesuatu yang dilakukan alam ini adalah kehendak Allah SWT.

Oleh karena itu, tidak sedikit pula hadist yang menerangkan, bahwa bila turun hujan sebaiknya kita harus sering untuk memanjatkan do’a kepada Allah SWT. Karena saat hujan adalah waktu mustajab untuk berdo’a.

Terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

“sintani maturuddaa, nidd a’a I’ngdannada iwa tahta mathori”

Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078).

Bagi yang belum mengetahui, musjatab merupakan waktu – waktu khusus, di mana do’a kita lebih diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim sejati, haruslah banyak memanjatkan doa ketika turun hujan dibandingkan mengeluh ketika datangnya hujan. Karena kita sebagai umat muslim, haruslah bersyukur atas rahmat Allah SWT, termasuk dengan turunnya hujan.

Hal yang Dilakukan Saat Hujan

Konsep yang baik sebagai seorang muslim ketika menyikapi turunnya hujan adalah dengan terus mengingat Allah SWT, dengan melakukan aktivitas yang tidak sia – sia. Dan tentunya kita sebagai manusia biasa, pastinya tidak luput dari yang namanya melakukan kesalahan.

Kesalahan tentu akan menyebabkan bertambahnya dosa – dosa kita. Oleh karena itu, seperti bahasan yang telah dibahas di poin sebelumnya, bahwa kita harus memperbanyak doa ketika turun hujan, terutama memohon ampunan kepada Allah SWT, atas kesalahan kita secara sadar, maupun tidak sadar.

Banyak beristigfar adalah solusi bagi umat muslim, atas kekhilafan yang kita lakukan. Dosa – dosa tentunya harus di hapuskan dengan memperbanyak kalimat Istigfar. Karena bisa saja, dengan dosa – dosa kita, membuat hidup kita tidak beruntung. Bila kita cermati dalam kehidupan ini, pasti tidaklah jarang menemukan masalah yang memojokan kita bukan? Atau, bisa saja hal buruk menimpa secara tiba – tiba. Nah, bisa saja hal tersebut karena dosa kita.

Maka dari itu, yang harus dilakukan ketika turun hujan adalah terus beristigfar kepada Allah SWT. Di samping itu kita harus tetap menjalankan aktivitas positif kita. Serta mengurangi aktivitas yang hanya membuang waktu, apalagi aktivitas yang memancing kita untuk berbuat dosa.

Meminta Rezeki Saat Turun Hujan

Meminta Rezeki Saat Turun Hujan

Dalam bahasan sebelumnya, kita sudah tau bagaimana mustajabnya sebuah do’a saat turunnya hujan. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya bila saat hujan kita memperbanyak berdzikir, untuk memohon diturunkan rezeki saat turun hujan. Banyak yang belum mengetahui bahwa saat turun hujan, seharusnya kita banyak memanjatkan doa ketika turun hujan, agar kita diturunkan rezeki oleh Allah SWT dan bukan mengeluh.

Konsep mengenal rezeki tidak hanya selalu di ukur dari nilai materill saja. Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi hal ini. Sebenarnya rezeki adalah sesuatu yang baik yang selalu kita terima. Contohnya kesempatan kita untuk bernapas, kesehatan kita, perjalanan yang lancar serta umur yang panjang. Oleh sebab itu kita seharusnya berpikir, betapa besar kecintaan Allah SWT, kepada kita. Padahal kita sendiri sering ingkar, khilaf dan penuh dosa.

Sikap Mukmin Saat Bencana Hujan

Kita seharusnya paham bahwa terkadang bencana tidak hanya diakibatkan oleh hukum alam saja. Contohnya banjir yang diakibatkan hujan besar, yang selalu kita kaitkan dengan bencana besar. Padahal kita harus mengetahui faktor yang menyebabkan bencana itu terjadi. Sudah tidak aneh, bila kita sebagai manusia, sering kali membuang sampah sembarangan. Dan hal itu tentu saja akan memicu bencana banjir saat hujan lebat.

Oleh sebab itu konsep seorang muslim adalah terus bermuhasabah diri. Dalam artian, kita harus introspeksi dalam setiap langkah – langkah yang telah kita lalui sebelumnya. Karena Allah SWT, tidak akan memberikan musibah, melainkan atas kelalaian kita sebagai makhluk ciptaannya.

Budaya Takhayul Saat Hujan

Sebagai orang indonesia, pasti sudah tidak aneh mendengar kata Takhayul atau primbon. Dan orang Indonesia tidak jarang mengkait-kaitkan fenomena hujan dengan hal tersebut. Takhayul itu tentunya berasal dari budaya yang dilahirkan oleh masyarakat zaman dahulu, secara turun temurun, dan hal itu tentunya bertentangan dengan hukum Islam.

Dalam Islam sepatutnya kita dilarang untuk menyekutukan Allah SWT, dengan hal lain, apalagi mempercayai Takhayul tersebut. Karena, bila kita masih mempercayai hal tersebut, sudah pasti kita akan membuat Allah SWT, murka dengan kesyirikan dan bisa saja mengakibatkan bencana alam.

Maka dari itu kita sebagai umat muslim, jangan membiarkan candaan yang menjurus ke arah Takhayul atau kesyirikan, terutama ketika terdapat sebuah fenomena hujan. Meskipun kita harus menghormati budaya, namun dengan konsep Islam yang kita anut, sepatutnya kita hindari.

Hujan Ketika Zaman Nabi

Rasulullah diturunkan ke bumi, untuk mengajarkan beberapa syafaat tentang kehidupan manusia. Dan ajaran tersebut berdasarkan wahyu yang diterimanya dari Allah SWT, melalui sebuah kitab suci Al-Qur’an. Sebagai umat muslim kita telah diajarkan ajaran yang sangat mendetail, seperti fenomena hujan.

Dari Anas bin Malik, beliau menceritakan: Ada seorang laki-laki memasuki masjid pada hari Jum’at melalui arah Darul Qodho’. Kemudian ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri dan berkhutbah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menghadap kiblat sambil berdiri. Kemudian laki-laki tadi pun berkata,

“Wahai Rasulullah, ternak kami telah banyak yang mati dan kami pun sulit melakukan perjalanan (karena tidak ada pakan untuk unta, pen). Mohonlah pada Allah agar menurunkan hujan pada kami.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya, lalu beliau pun berdo’a,

اللَّهُمَّ أَغِثْنَا ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

Agisnalhum, agis nalhum, agis nalhum

“Ya Allah, turunkanlah hujan pada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan pada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan pada kami.”

Begitulah salah satu bunyi doa ketika turun hujan yang perlu kita panjatkan.

Hujan untuk Obat

Banyak yang tidak mengetahui bahwa air hujan merupakan sumber dari berkah. Keberkahan tentunya akan Allah SWT, turunkan dengan ridha-Nya. Banyak yang tidak mengetahui juga, bahwa kandungan air hujan memiliki khasiat yang baik. Namun semua khasiat tersebut memang harus di niatkan terlebih dahulu.

Dalam riwayat Nabi Muhammad SAW, banyak menceritakan tentang fenomena turunnya hujan ini, sebagai sumber penyelamat dari sebuah penyakit. Maka dari itu umat islam harus menyikapi hujan ini, sebagai landasan kita untuk terus bersyukur. Karena mau bagaimanapun, kita sebagai muslim haruslah mengikuti syafaat – syafaat yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,

“Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap bajunya, lalu beliau guyurkan badannya dengan hujan. Kamipun bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa Anda melakukan demikian?” Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى

“Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” (HR. Ahmad 12700, Muslim 2120, dan yang lainnya)

Al-Qurthubi mengatakan,

وهذا منه صلى الله عليه وسلم تبرك بالمطر ، واستشفاء به ؛ لأن الله تعالى قد سماه رحمة ، ومباركا ، وطهورا ، وجعله سبب الحياة ، ومبعدا عن العقوبة ، ويستفاد منه احترام المطر ، وترك الاستهانة به

Praktik dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menunjukkan bentuk tabarruk (ngalap berkah) dengan hujan. Dan menjadikannya sebagai obat. Karena Allah menyebut hujan dengan rahmat, mubarok (berkah), dan thahur (alat bersuci). Allah jadikan hujan sebagai sebab kehidupan dan tanda terhindar dari hukuman, yang memberi kesimpulan agar kita menghormati hujan dan tidak menghina hujan (Al-Mufhim lima Asykala min Talkhis Shahih Muslim, 2/546).

Kita harus ingat dan sadar, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah SWT. Bahkan hal terkecilpun, contohnya dengan sakitnya kita. Maka obat yang paling mujarab adalah terus berusaha dan berdo’a. Tentu saja kita harus mengimani, bahwa yang akan menyembuhkan penyakit kita, memberi kita kesehatan, fisik yang bugar adalah semata – mata atas ridhanya Allah SWT kepada kita.

Beberapa ulama salaf pernah mengatakan, bahwa segala sesuatu yang kita alami dalam tubuh kita (dalam hal ini penyakit), adalah suatu hal yang kita ciptakan sendiri. Oleh karena itu kita harus bermuhasabah diri, merenungkan diri. Karena bila kita cermati, hidup ini terdapat dampak sebab dan akibatnya. Memanjatkan doa ketika turun hujan mengingatkan kita akan pencipta kita.

Oleh karena itu, beberapa ulama salaf menganjurkan, agar kita tidak boleh lepas dari berzikir. Terutama dengan mengucapkan kalimat Istigfar. Karena bisa jadi, dosa yang menumpuk mengakibatkan kita sakit. Sebagai umat mukmin yang budiman, tentu kita harus memahami hal yang seperti itu. Karena bumi ini adalah makhluk ciptaan Allah SWT, oleh sebab itu kita harus terus bersyukur dan memperbaiki diri.

Momen Hujan Dijadikan Tadabur Alam

Sebagai umat muslim yang sejati, kita tentunya harus mengimani bahwa hujan ini adalah rahmat dari Allah SWT, yang dihempaskan ke dataran bumi. Memang pada dasarnya kita hanyalah manusia biasa, yang terkadang tidak sempurna dan selalu mendahulukan ego, terutama dalam menyikapi hujan saat kita sedang beraktifitas.

Hal itu sering kita lampiaskan dengan cara berkata – kata yang kurang baik. Terutama di tengah aktivitas lapangan dan ketika itu turun hujan. Doa ketika turun hujan membantu kita mengendalikan ego kita.

Padahal bisa saja Allah SWT, dapat memberikan musibah terparah bagi diri kita. Namun karena Allah SWT sayang kepada kita, Allah hanya memberi kita ujian dengan tetesan hujan itu. Dari situ Allah hanya menegur dan seakan mengetes, sejauh mana kita untuk mencari keduniaan ini? Namun, terhadap penciptanya saja kita lupa.

Dari situlah kita harus bersyukur dengan semua ciptaan dan fenomena alam ini. Salah satunya dengan melakukan tadabur terhadap fenomena hujan. Tadabur ini, merupakan perenungan, betapa maha dahsyat kuasa Allah SWT yang kita terima. Kita bisa melihat, dan merasakan dengan kelengkapan indra yang kita peroleh sejauh ini, adalah karena Allah SWT, sangat sayang kepada makhluk ciptaannya.

Mengucapkan Alhamdulillah, adalah salah satu bukti kita dalam menyikapi fenomena hujan ini. Sehingga Insya Allah, segala sesuatu yang kita kerjakan karena Allah, maka dampak yang akan kita terima pun, akan menghasilkan hasil yang positif. Terutama saat kita berusaha mencari nafkah di jalan Allah.

Rahmat Allah yang Seimbang

Kita harus mengetahui bahwa turunnya hujan, merupakan sistem alam untuk membuat kadar air di muka bumi ini tetap seimbang. Dan siapakah yang membuat sistem yang luar biasa tersebut? Tentu saja adalah rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena kita sejatinya memanjatkan Doa ketika turun hujan setelah mengetahui, bahwa manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya air tawar.

Air laut memanglah banyak di muka bumi ini, namun kita tidak akan bisa meminum air laut yang kadar garamnya sangat banyak. Bila hujan tidak turun ke bumi ini, kuantitas pasokan air tawar yang terdapat di muka bumi tentu saja tidak akan memenuhi pasokan kehidupan untuk seluruh mahluk hidup.

Bila hujan tidak turun maka kita bisa mati, bahkan mahluk hidup yang ada di muka bumi akan musnah seluruhnya. Bagi Allah SWT sangatlah gampang untuk menghilangkan nyawa dari setiap mahluknya. Oleh karena itu yang ditakutkan bukanlah kematian, melainkan bekal yang akan kita bawa saat nyawa kita tiba – tiba di ambil oleh sang pencipta.

Dalam surat Az Zukhruf ayat 11, Allah berfirman, “Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)”.

Hujan dan Kesombongan

Berkaitan dengan poin di atas, kita seharusnya mengetahui, bahwa Allah SWT lah yang mampu membolak – balikkan segala sesuatunya dengan mudah. Termasuk turunnya hujan ketika kita sedang beraktivitas. Oleh karena itu Allah SWT mengajarkan kepada manusia, bahwa manusia janganlah sombong. Doa ketika turun hujan adalah untuk menunjukan ketaatan kita. Boleh saja manusia menciptakan teknologi mutakhir, agar air laut dapat diminum.

Namun tetap saja, bila hujan tidak terjadi, pasokan air laut pun tidak akan tercipta. Bisa saja Allah SWT, akan menurunkan bencana musim kemarau yang panjang, seperti yang diterangkan oleh ulama – ulama salaf tentang tanda – tanda kiamat. Oleh karena itu kita harus mengetahui kekuasaan Allah SWT. Dengan tetap terus beribadah, juga melakukan segala perintahnya dan juga menghindari segala larangannya.

Sebagai penutup, dalam musim hujan ini, sepatutnya kita haruslah terus bersyukur atas rahmat Allah SWT, melalui hujan yang kerap kita jumpai di setiap bulannya. Dan kita, haruslah mengetahui konsep sebagai seorang muslim yang sejati, dengan tetap menjunjung tinggi sebuah nilai – nilai adab. Karena dengan adab kita akan lebih santun menghadapi permasalahan yang terjadi, seperti fenomena hujan tersebut.

 

Sekian pembahasan Doa Ketika Turun Hujan, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua.

Ayo bergabung dengan komunitas pondokislam.com dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati.

Categorized in:

Trả lời