Istinja | Pengertian, Cara Menerapkan dan Hal yang Harus dihindari - CHEAP CAR INSURANCE
I

Istinja | Pengertian, Cara Menerapkan dan Hal yang Harus dihindari

10 Min Read
0 0

Istinja bagi umat muslim tentu bukan hal yang asing, kita semua tentu tahu kebersihan itu sangatlah penting. Menurut beberapa pendapat, kebersihan termasuk beberapa faktor, yang membentuk iman kita. Kebersihan atau bersuci, kerap kali diisyaratkan melalui firman Allah SWT, dalam Al-Quran atau hadist sahih Nabi Muhammad SAW. Contohnya ketika hendak melakukan ibadah shalat, maka kita diwajibkan adalah untuk berwudhu terlebih dahulu.

Mensuci-kan anggota tubuh kita
sebelum melakukan ibadah, tentu sangat penting dalam Islam. Selain untuk
syarat- syarat shalat, menurut medis, bersuci akan menjaga tubuh kita tetap
sehat. Hal yang wajib diketahui oleh umat islam adalah Istinja, karena sebagian
orang muslim tidaklah mengetahui, apa itu Istinja, bagaimana syaratnya, manfaat
dan syafaatnya.

Pengertian
Istinja

Pengertian Istinja

Istinja yang berarti cara bersuci dalam agama islam. Istinja sendiri bisa dimaksud mensuci-kan diri dari hal- hal yang kotor, bersifat fisik. Dalam artian membersihkan diri dari kotoran manusia. Kotoran tersebut bisa terjadi selepas buang air besar atau air kecil. Kebersihan saat membersihkan kotoran kecil dan besar, memang di populerkan oleh kaum muslim.

Contohnya peradaban sabun,
tempat makan dan juga tempat buang air kecil dan besar. Bila dilihat peradaban-
peradaban eropa, sangatlah kotor dalam hal ini. Bila diselidiki, meskipun
peradaban- peradaban Eropa mempunyai istana- istana yang megah, jarang sekali
yang memiliki fasilitas toilet. Oleh sebab itu, sejak dahulu tidak jarang
informasi ini tersebar luas ke daratan Eropa.

Karena dari budaya timur tengah
inilah, zaman sekarang bisa mengenal toilet serta fasilitasnya. Apalagi bila
melihat ke zaman ini, tidak jarang para peneliti modern pun memfatwakan, bahwa
bersuci itu lebih baik digunakan dengan air atau batu, dibanding menggunakan tisu.
Hal tersebut diakibatkan, karena air bersifat dapat membersihkan kuman dan
bakteri jahat yang menempel pada kotoran.

Fatalnya
Bila Tidak Beristinja

Fatalnya Bila Tidak Beristinja

Sahabat muslim yang budiman perlulah mengetahui, beberapa kasus tentang Istinja ini. Ada banyak riwayat yang menjelaskan, bahwa seorang muslim yang rajin shalatnya, zakatnya, sedekahnya dan ibadah lainnya, bahkan sempat naik haji, namun dirinya wafat tetap mendapat siksa kubur yang amat pedih.

As
Sayyidina Abu Bakar R.A. pernah hendak menshalatkan mayat seorang lelaki, tetapi
tiba- tiba tersentak dengan suatu benda bergerak- gerak dari dalam kain kafan
lelaki itu. Lalu disuruhnya seseorang untuk membukanya. Alangkah terkejutnya
ada seekor ular sedang melilit kepala kemaluan mayat lelaki itu.

Khalifah
Abu Bakar mencabut pedang lalu menghampiri ular tadi untuk membunuhnya. Tetapi
ular itu tiba2 berkata: ”Apakah salahku? Karena aku diutus oleh Allah untuk
menjalankan tugas yang diperintahkan” Abu Bakar pun terkejut mendengar
perkataan ular tersebut lalu mengurungkan niatnya untuk membunuh ular tersebut.

Abu
Bakar pun menanyakan apa yang salah dari lelaki itu hingga ia mengalami azab
yang begitu mengerikan. Setelah diselidiki, ternyata lelaki itu semasa hidupnya
menyepelekan dalam hal beristinja’ yakni mencuci kemaluannya setelah selesai
buang air kecil maupun buang air besar dengan cara yang salah hingga tidak
begitu bersih.

Dari riwayat yang terkenal
tersebut, tentu saja banyak sebab yang menjadi alasan mengapa seorang mukmin
yang bisa di kategorikan rajin shalat dan berbuat baik, namun tetap menerima
siksa kubur yang amat perih. Dan hal tersebut, tidak lain diakibatkan karena
istinjanya yang tidak diperhatikan atau salah.

Banyak kaum mukmin yang kerap menganggap enteng hal ini. Dan mungkin saja, tidak sedikit pula yang tidak mengetahui ritual, serta cara- cara beristinja yang baik menurut syariat islam, sebagai mana hadis sahih.Terutama kaum laki- laki muslim, yang kerap kali tidak memperhatikan cara beristinja ini dan selalu menganggap enteng. Apalagi seperti kasus “kebelet buang air” dan terpaksa buang air kecil atau air besar sembarangan.

Maka dari itu, ketika
mengetahui bahasan ini kaum muslimin seluruh Indonesia, mengetahui adab dalam
beristinja. Beristinja sangatlah penting, karena bila melanggar sedikit saja,
maka azab akan menanti di akhir hayat kita. Oleh sebab itu sebagai muslimin dan
muslimah yang sudah “melek” informasi, kita seharusnya mengerti, terutama bab-
bab fiqih yang penting ini.

Cara
Beristinja Buang Air Kecil Untuk Laki- Laki

Dalam melakukan istinja, Islam
mengajarkan hukum syari berbeda antara umat laki- laki dan umat perempuan.
Tentu saja karena Allah SWT memberikan bentuk fisik yang berbeda antara laki-
laki dan perempuan. Oleh karena itu dengan keadaan biologis yang berbeda,
beberapa cara pembersihan hadas pun berbeda, sesuai kaidahnya.

Ketika kita beristinja’ secara
otomatis akan mencucinya dengan bersih, namun cara yang kita gunakan itu belum
tentu sebuah cara yang benar yang di syariatkan. Terutama bila mencuci disisi
yang sangat sulit untuk dilalui air. Karena bila kita kembali kepada syariat
Islam, melakukan istinja’ yang keliru, akan mengancam bahwa semua amal ibadah
yang kita lakukan selama di dunia ini akan terhapuskan.

 Mukmin yang baik, adalah mukmin yang peka
terhadap kebersihan.  Dan pertanyaannya,
bagai mana beristinja’ dengan benar? Maka yang kita harus lakukan dalam
beristinja buang air kecil adalah sebagai berikut:

  • Ketika
    kita selesai kencing atau buang air kecil, disunnahkan untuk mengejan,
    atau dalam bahasa sehari- hari disebut “ngeden”. Dan hal itu diwajibkan dalam
    beberapa kali, ada yang berpendapat tiga kali, ada pun yang berpendapat
    lima kali. Hal itu difungsikan agar tetesan- tetesan urin dapat keluar
    sampai betul- betul bersih.
  • Mengurut
    batang kemaluan dari bawah, hingga ke ujung batang bagian atas. Hal
    tersebut harus dilakukan untuk beberapa urutan, sehingga kemaluan tidak
    meneteskan urin lagi.
  • Setelah
    selesai melakukan dua proses pada poin diatas dan meyakini bahwa tidak ada
    tetesan air yang tersisa. Lalu langkah selanjutnya adalah membasuhkan semua
    kemaluan dengan air bersih, yang diyakini air tersebut tidak mempunyai
    najis.
  • Ada
    beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa membasuh kemaluan laki- laki
    selepas buang air kecil itu, dengan cara mengaliri bagian bagian mulut
    atau pintu bagian luar, dimana tempat keluarnya urin, dengan memberikan
    air sedikit demi sedikit.
  • Adabnya
    melakukan pembersihan dengan tangan kiri, dimana tangan kanan memegang
    alat yang dipakai untuk mengalirkan air.

Beberapa fase yang harus
dilalui oleh para kaum muslim laki- laki adalah menghormati sunnahnya
Rasulullah. Karena dengan wahyunya yang diterima oleh Allah SWT, tidak mungkin
Rasulullah mengetahui cara tersebut. Apalagi cara tersebut diyakini sangat
benar oleh beberapa peneliti, dan ilmuwan.

Cara
Beristinja Buang Air Kecil Untuk Perempuan

Perempuan pun merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, perempuan pun harus mengerti dan memahami fitrahnya. Kita pernah mendengar bahwa mayoritas penghuni neraka adalah kaum perempuan bukan? Oleh sebab itu sebagai makhluk yang harus menjaga kesuciannya, perempuan pun harus memperhatikan adab- adab sebagai perempuan, terutama cara- cara bersuci.

Maka simak langkah- langkah
saat berinstinja’ yang di sunnahkan untuk kaum perempuan, sebagai berikut:

  • Ketika
    sudah melakukan buang air kecil, hal yang dilakukan hampir sama persis
    dengan yang dilakukan oleh kaum laki- laki. Mengejan dan harus memastikan
    bahwa air kencing tersebut sudah tidak keluar menetes lagi. Karena rongga
    saluran air kecil pada perempuan berbeda dengan laki- laki, maka
    dianjurkan untuk menunggu beberapa detik, khawatir akan ada tetesan yang
    terlambat.
  • Setelah
    hal itu dilakukan, maka ambillah air bersih yang terbebas dari najis untuk
    mencuci atau membilas kemaluan perempuan tersebut. Dimulai dari bagian yang
    terletak pada bagian dalam kemaluan. Caranya dengan sedikit memasukkan jari
    pada rongga dan bibir kemaluan perempuan bagian dalam.
  • Untuk
    menghindari iritasi, jangan terlalu kuat untuk menekan atau menggosokanya,
    karena bagian sensitivitas organ perempuan berbeda- beda.
  • Ketika
    melakukan poin nomor dua tersebut, dianjurkan untuk terus mengaliri air
    saat melakukannya. Melakukan sedikit tekanan dari atas hingga bibir bawah
    sampai menyentuh bagian dalam, sampai bersih. Sebaiknya dilakukan perlahan
    dan tidak terburu- buru, agar semua air dapat terkena kebagian dalam.
  • Biasakan
    membersihkan dengan tangan kiri, dimana tangan kanan memegang gayung, atau
    semprotan air.

Sebagai fitrahnya para
perempuan dan laki- laki harus mengetahui hal dalam beristinja ini. karena
kelak hal tersebut akan diajarkan kepada anak dan cucu anda.

Cara
Beristinja Buang Air Besar

Setelah mengetahui cara
beristinja terhadap buang air kecil atau kencing, sekarang akan membahas cara
beristinja terhadap buang air besar. Yang perlu diketahui oleh kaum muslim,
bahwa beristinja untuk buang air besar ini tidak membedakan, yang mana
perempuan atau laki- laki. Karena sumber keluarnya kotoran saat buang air besar
antara laki- laki dan perempuan, yaitu sama- sama terletak di dubur.

Beberapa cara yang disunnahkan
untuk istinja saat buang air besar diantaranya, sebagai berikut :

  • Setelah
    kita sudah melakukan buang air besar, dalam riwayat sahih disunnahkan
    untuk mengaliri air yang banyak. Air tersebut harus kita gunakan untuk
    membasuh dan aliri bagian pangkal selangkangan kita, dan hingga air
    tersebut harus mengenai ke tempat buang air besar. Lakukan banjuran atau
    guyuran tersebut beberapa kali, tanpa harus menggosok- gosok dengan
    tangan.
  • Setelah
    poin ke satu dilakukan, dengan tangan kanan yang terus mengalirkan air,
    maka bersihkanlah bagian dubur dengan menggunakan jari (umumnya jari
    tengah). Dan cara membersikaannya tersebut sampai kotoran terbuang. Hal
    tersebut dilakukan sambil di aliri oleh air.
  • Dalam
    riwayat terdapat cara untuk sedikit memasukkan bagian jari tengah anda,
    masuk ke dalam lubang dubur dan dibersihkan.
  • Bila
    sudah terasa kesat atau kasar, maka dipastikan bahwa kotoran anda sudah
    bersih.
  • Beberapa
    riwayat mengatakan membersihkan jari tengah yang dipakai dalam membersihkan
    dubur adalah menggunakan air yang bersih dan suci. Sambil  jari tersebut dibersihkan dengan dengan
    air, maka harus dibersihkan juga dengan menggesekan pada benda yang kasar,
    yang di sunnahkan adalah seperti batu atau bisa juga memakai dinding yang
    agak kasar. Hal tersebut dilakukan agar hilang najisnya.

Syarat
Yang Di Syariatkan dan Diperlukan Dalam Istinja

Saat zaman dahulu, maka yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad adalah menyediakan air dan batu dalam toilet.
Jelas saja pada zaman peradaban Rasulullah, belum ditemukan sebuah teknologi
pembersih, layaknya sabun. Maka meski cara tradisional tersebut dilakukan,
bukan berarti tanpa alasan. Karena dibalik hal yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW, ada sebab akibatnya.

Seiring berkembangnya zaman,
beberapa catatan ilmiah dari peneliti muslim mengungkapkan, bahwa batu atau
tanah fungsinya menetralkan kuman. Maka dari itu kita wajib mengetahui sunnah
Rasulullah adalah yang terbaik untuk kita ikuti. Oleh sebab itu beberapa syarat
istinja dengan media batu atau bisa juga benda kasar dan kesat, dibagi menjadi enam
macam cara dan jenis, diantaranya:

  • Baik
    batu atau benda lainnya, terutama yang memiliki sifat tidak hancur
    terhadap air tersebut, haruslah suci. Dalam artian benda alami yang bisa
    dipakai untuk membersihkan najis.
  • Batu
    atau benda lainnya itu bukanlah golongan benda yang dihormati oleh
    manusia. Contoh hal- hal yang menjadi makanan kita, seperti tulang, atau
    batu yang diambil dari pecahan batu masjid.
  • Tiga
    kali bilasan, sampai kotoran tersebut benar- benar sampai bersih, adalah
    syarat Istinja yang disunnahkan.
  • Najis
    atau kotoran tersebut belum sampai kering atau dibiarkan kering.
  • Najis
    atau kotoran tersebut masih menempel dari sumbernya atau tempat keluarnya.
    Dalam artian bila kotoran itu jatuh, maka tidak ada kewajiban untuk
    membersihkan dengan cara Istinja.
  • Najis
    atau kotoran itu tidak tercampur dengan benda suci. Karena bila tercampur
    maka akan beda caranya.

Pada zaman yang sudah modern
ini, tentu saja produk- produk pembersih kuman, seperti sabun akan mudah ditemukan,
dan tentunya bisa digunakan setelah anda melakukan pembersihan atau istinja
yang telah disunnahkan diatas. Maka dianjurkan dalam beristinja adalah dengan
air yang masih bersih. Setelah pembersihan tersebut anda lakukan, tidak ada
salahnya bila ingin mencampurnya dengan sabun, agar wangi.

Adab
Buang Air

Bila kita sudah mengetahui
cara- cara membersihkan kotoran atau beristinja seperti yang telah di
syariatkan, maka selanjutnya kita harus mengetahui adab- adab apa saja saat
buang air ini. Islam adalah agama sempurna yang tentunya mengajarkan kita
secara lengkap, dari hal yang terkecil sampai hal besar. Maka dari itu hal
tersebut memang sejatinya kita butuhkan, karena dengan adanya hal tersebut
membuat kita tetap bersyukur menjadi makhluk ciptaan Allah SWT.

Oleh karena itu beberapa adab
buang air besar dan kecil harus diperhatikan, sebagai berikut :

  • Ketika
    akan memasuki tempat buang air, maka yang di dahulukan adalah membaca do’a
    sebelum masuk ke tempat buang air tersebut.  Bismillahi
    Allahumma innii ‘a-udzubika minal khubutsi wal khoba-its (Dengan menyebut
    nama Allah, Ya Allah aku berlindung kepadaMu daripada kotoran dan dari
    segala yang kotor).
  • Setelah
    itu kita di wajibkan mendahulukan kaki kiri dibandingkan kaki kanan karena
    toilet atau tempat buang air merupakan bukan tempat suci. Berbeda bila
    memasuki tempat suci seperti masjid atau rumah. Karena kedua tempat
    tersebut diwajibkan untuk melangkahkan kaki kanan terlebih dahulu.
  • Beberapa
    riwayat mengatakan, bahwa saat membuang air dianjurkan menggunakan alas
    kaki. Hal tersebut dikarenakan bila tempat buang air itu memang kotor.
    Namun bila keadaan toilet rumah anda selalu dibersihkan, maka tidak apa-
    apa bila tidak menggunakan alas kaki.
  • Saat
    membersihkan kotoran atau istinja, yang wajib digunakan adalah tangan kiri
    dan tangan kanan digunakan untuk alat pembawa air. Alasan logisnya bahwa
    tangan kanan harus lah bersih, karena tangan kanan kerapkali digunakan
    untuk makan, mengambil makanan dan lainnya.

Dari
Salman ra. ia berkata : “Sungguh Rasulullah SAW telah melarang kami mengahadap
kiblat ketika sedang buang air besar/kecil dan melarang kami beristinja’ dengan
batu kurang dari tiga buah, dan melarang kami beristinja’ dengan kotoran
binatang atau dengan tulang.” (HR. Muslim).

  • Setelah
    istinja dan buang air, maka keluar toilet harus melangkahkan kaki kanan
    terlebih dahulu.
  • Setelah keluar
    dari toilet, baiknya untuk membaca do’a. 
    Ghufroonakal hamdu lillaahil
    ladzii adzhaba ‘annil hadzaa wa ‘aafaanii (Aku mengharap ampunanMu. Segala
    puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoran yang menyakitkan diri
    saya, dan Engkau telah menyehatkan saya.”

Hal-
Hal Yang Tidak Diperbolehkan Ketika Buang Air

Untuk menjaga kebersihan dan
kesucian diri kita, maka kita hendak mengetahui hal- hal yang tidak
diperbolehkan saat buang air kecil dan besar, diantaranya :

  • Bila
    dikamar mandi juga di lubang tempat buang air, kita tidak boleh
    mengucapkan kalimat Allah, atau melantunkan ayat Al- Quran.
  • Dilarang
    untuk kaum mukmin, buang air kecil dan besar ditempat yang tidak
    terlindungi, terlihat oleh orang lain atau di tempat terbuka.
  • Dilarang
    untuk buang air, dimana tempat itu dapat mengganggu orang lain.
  • Dilarang
    untuk kaum mukmin, buang air kecil dan besar di air yang tenang. Bila
    terjadi sesuatu yang mendadak seperti jauh dari tempat pembuangan air,
    contohnya di hutan, maka dikenakan udzur syari dan boleh buang air
    ditempat yang aman.
  • Tidak
    boleh buang air di dalam lubang- lubang, karena bisa mengkhawatirkan
    terganggunya makhluk yang diam disitu.
  • Ketika
    keadaan terdesak dan tidak menemukan tempat buang air, maka tidak boleh
    buang air kecil dan besar di bawah pohon- pohon yang dapat berbuah.
  • Ketika
    buang air kita tidak diperbolehkan untuk mengobrol, namun dapat terkecuali
    bila hal itu penting atau sangat terpaksa.

Sebagai penutup, bersyukurlah kita menjadi seorang muslim, karena kita diajarkan untuk tetap bersih dan suci. Di zaman modern ini, mungkin kita harus mewaspadai toilet- toilet umum yang tidak memenuhi standar yang telah disyariatkan untuk beristinja. Maka sikap seorang muslim harus tetap waspada dan memeriksa terlebih dahulu tempat- tempat umum, untuk buang air. Demikian pembahasan istinja tersebut, semoga bermanfaat.

Sekian pembahasan Istinja, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua.

Ayo bergabung dengan komunitas pondokislam.com dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati.

Categorized in:

Trả lời