Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq Dari Lahir Sampai Wafat [Complete] - CHEAP CAR INSURANCE
K

Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq Dari Lahir Sampai Wafat [Complete]

11 Min Read
0 0

Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu
Bakar Ash-Shiddiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar
menjadi salah satu sahabat yang mendampingi nabi dalam perjuangan menyebarkan
islam di kota Makkah. Abu Bakar bahkan rela memberikan harta dan segala yang
dimilikinya demi membantu perjuangan Nabi Muhammad SAW. Kisah Abu Bakar
Ash-Shiddiq patut kita teladani.

Sosok
Abu Bakar dikenal sebagai orang yang selalu membenarkan apapun yang datang dari
nabi Muhammad SAW. Salah satu kejadian yang cukup terkenal adalah saat nabi
menceritakan perjalanan Isra Mi’raj nya. Kala itu banyak yang meragukan cerita
Rasulullah SAW. Namun, Abu Bakar dengan yakin membenarkan apapun yang dikatakan
Rasulullah SAW. Sejak itu Abu Bakar menyandang gelar Ash-Shiddiq yang dalam
bahasa Arab berarti yang membenarkan.

Dengan segala perjuangannya bersama nabi Muhammad SAW, kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq kerap dijadikan suri tauladan.

Kisahnya lantas diceritakan dalam buku-buku sejarah-sejarah kebudayaan islam serta buku bacaan bagi anak-anak.  Berikut kisah perjalanan kehidupan Abu Bakara Ash-Shidiq.

Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq
dari Mulai Kelahiran

Abu
Bakar Ash-Shiddiq lahir pada tahun 572 M dengan nama lahir Abdullah bin Abi
Quhafah. Abu Bakar dilahirkan dari keturunan Bani Tamim dengan suku bangsa
Quraisy.

Nama
lengkap Abu Bakar Ash-Shiddiq beserta nasabnya adalah Abdullah bin Utsman bin
Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tayyim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin
Ghalib bin Quraisy. Abu Bakar bertemu nasabnya dengan Nabi Muhammad SAW pada
kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tamim.

Dalam
hidupnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki profesi sebagai pedagang. Beberapa
pakar sejarah juga mencatat jika Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang yang
terpelajar dan hakim yang berkedudukan tinggi. Selain itu Abu Bakar Ash-Shiddiq
dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Abu Bakar juga dikenal
sebagai sosok yang amanah dan jujur.

Saat
Rasulullah SAW berdakwah di awal mendapatkan wahyu, Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi
salah satu dari 5 orang yang pertama memeluk Islam atau yang disebut
Assabiqunal Awwalun.

Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq
Memeluk Islam

Kisah Abu Bakar Ash-Shidiq Memeluk Islam

Berdasarkan
dari kitab Hayatussahabah, kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq masuk islam terjadi usai
menerima ajakan Rasulullah SAW secara langsung. Setelah resmi masuk islam, Abu
Bakar Ash-Shiddiq turut membantu Rasulullah SAW berdakwah. Abu Bakar
Ash-Shiddiq bahkan berhasil mengajak jajaran tokoh penting seperti Usman bin
Affan, Saad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah untuk
masuk islam.

Meski Abu
Bakar Ash-Shiddiq memilih masuk islam dan turut menyebarkannya, tak seluruh
keluarganya menerima hal tersebut.Sang istri yang bernama Qutaylah binti Abdul
Uzza justru menolak. Hal itu membuat, Abu Bakar Ash-Shiddiq memilih
menceraikannya. Selain sang istri, anaknya yang bernama Abd Rahman bin Abu
Bakar juga menolak islam. Abu Bakar Ash-Shiddiq pun lantas memutuskan hubungan
dengan anaknya yang tak mau masuk islam.

Sementara
itu, istri Abu Bakar Ash-Shiddiq lainnya, Ummu Ruman memilih memeluk islam.
Anak Abu Bakar Ash-Shiddiq yang lain juga melakukan hal yang sama dengan sang
ayah.

Perjuangan Abu Bakar
Menghadapi Orang Kafir Quraisy

Pada
masa Jahiliyah orang islam yang paling kejam disiksa adalah mereka yang
berstatus sebagai budak. Salah satu yang paling memilukan sempat dialami Bilal
bin Rabah. Bilal pernah dijemur di terik matahari sementara tubuhnya ditindih
dengan batu besar. Penyiksaan itu bertujuan agar para budak meninggalkan islam
dan kembali ke agama nenek moyang mereka.

Layaknya para pemeluk islam lainnya di masa awal, Abu Bakar Ash-Shiddiq kala itu juga merasakan kekejaman kaum kafir Quraisy. Akan tetapi karena statusnya yang cukup terpandang sebagai pedagang dan juga memiliki kerabat dan saudara, Abu Bakar Ash-Shiddiq masih mendapatkan perlindungan dari keluarganya. Didalam Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq terdapat banyak pertentangan.

Meski Abu
Bakar Ash-Shiddiq mendapat perlindungan dari keluarganya, beliau tak lantas
menutup mata melihat berbagai penyiksaan kafir Quraisy kepada para budak yang
beragama Islam. Abu Bakar Ash-Shiddiq pun melakukan tindakan secara nyata. Ia
menggunakan harta pribadinya untuk membebaskan para budak dengan membeli mereka
dari para tuannya untuk dimerdekakan.

Abu
Bakar Ash-Shiddiq juga tak pernah meragukan Rasulullah dan selalu yakin serta
membelanya di hadapan para kaum Kafir Quraisy. Hal itu tercermin saat peristiwa
Isra Mi’raj. Pada saat Nabi Muhammad SAW menyampaikan perihal peristiwa dan
wahyu yang diterimanya, orang-orang justru meragukannya. Lantas, mereka ramai
mendatangi Abu Bakar dan mempertanyakan perihal hal tersebut. Abu Bakar
Ash-Shiddiq pun lantas membenarkan apapun yang dikatakan Nabi Muhammad SAW.

Selain
itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat yang selalu setia mendampingi
Rasulullah SAW. Saat ada perintah hijrah ke Madinah, Abu Bakar terpilih sebagai
sahabat yang menemani Nabi Muhammad SAW berhijrah dan menyertainya. Abu Bakar
Ash-Shiddiq juga menemani nabi Muhammad saat bersembunyi di Gua Tsur.

Momen mencekam sempat dialami Abu Bakar Ash-Shiddiq kala menemani hijrahnya Nabi Muhammad. Kejadian itu terjadi saat orang-orang kafir Quraisy mencari-cari nabi dan mengejarnya hingga ke Gua Tsur. Orang kafir Quraisy sudah mencurigai gua tersebut, Abu Bakar bahkan telah melihat kaki-kaki mereka.Di momen mencekam tersebut, Nabi Muhammad SAW menenangkan sang sahabat dan mengatakan Allah SWT melindungi mereka.

Nabi
Muhammad SAW dan Abu Bakar lolos dari kejaran karena pertolongan Allah SWT,
lewat laba-laba dan dua dua ekor burung dara hutan di mulut gua. Orang kafir
Quraisy beranggapan gua tersebut tak mungkin dimasuki manusia karena terdapat
sarang laba-laba dan dahan yang terkulai. Mereka beranggapan jika ada orang
yang masuk ke gua tersebut tentu sarang laba-laba akan rusak, selain itu ada
cabang pohon yang terkulai dan membuat mereka semakin yakin.

لَّا تَنصُرُوهُ
فَقَدْ نَصَرَهُ الله إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا
فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا  فَأَنزَلَالله سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ
بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ وَكَلِمَةُ
اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Jikalau
kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya
(yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari
Mekkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam
gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita,
sesungguhnya Allah beserta kami”. Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya
kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya,
dan menjadikan kalimat orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah
itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. At-Taubah, 9:40).

Setelah
3 hari berdiam di Gua Tsur, Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar Ash-Shiddiq pun
berhijrah ke Madinah. Keduanya mengendarai dua ekor unta yang telah disiapkan Abu
Bakar Ash-Shiddiq. Serta perbekalan yang disiapkan putri-putri Abu Bakar
Ash-Shiddiq, Asma’ dan Aisyah.

Nabi
Muhammad SAW dan Abu Bakar Ash-Shiddiq beserta umat Islam akhirnya berhasil
berhijrah ke Madinah.Di masa kemudian, Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi mertua
Nabi Muhammad SAW. Hal itu terjadi usai Nabi Muhammad SAW menikahi putri Abu Bakar
Ash-Shiddiq, Aisyah RA.

Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq Memimpin
Umat Islam

Abu
Bakar Ash-Shiddiq merupakan satu dari Khulafaur Rasyidin yakni empat khalifah
penerus kepemimpinan umat Islam usai wafatnya Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar
Ash-Shiddiq menjadi khalifah pertama menggantikan Rasulullah SAW.

Selama masa Rasulullah SAW sakit saat menjelang wafat, Abu Bakar Ash-Shiddiq lah yang menggantikan menjadi imam salat. Hal itu membuat sebagian orang menganggap itu sebagai indikasi bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq pantas menempati posisi sebagai pemimpin umat Islam menggantikan Rasulullah SAW.

Setelah
kematian Rasulullah SAW, musyawarah pun dilakukan dan menghasilkan penunjukan
Abu Bakar sebagai pemimpin umat Islam pada tahun 632 M. Abu Bakar Ash-Shiddiq dibaiat
sebagai khalifah pertama umat Islam usai wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Setelah
pembaiatan sebagai khalifah dilakukan, Abu Bakar menyampaikan pidato yang
sangat rendah hati. Ia menuturkan jika ia tak lebih baik dari umat Islam
lainnya. Abu Bakar Ash-Shiddiq pun meminta agar dibantu dan ditolong jika
dirinya berbuat baik. Namun, ia juga tak ragu menyuruh umat Islam untuk
menegurnya jika telah membuat kesalahan.

“Hai
saudara-saudara! Kalian telah membaiat saya sebagai khalifah (kepala negara).
Sesungguhnya saya tidaklah lebih baik dari kalian. Oleh karenanya, apabila saya
berbuat baik, maka tolonglah dan bantulah saya dalam kebaikan itu; tetapi
apabila saya berbuat kesalahan, maka tegurlah saya. Taatlah kalian kepada saya
selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian mentaati
saya, apabila saya berbuat maksiat pada Allah dan Rasul-Nya,” pidato Abu Bakar
(lihat Abdul Aziz Al Badri, Al Islam bainal Ulama wal Hukkam).

Dalam
kepemimpinananya, Abu Bakar Ash-Shiddiq terkenal sebagai sosok yang baik,
lembut, suka menolong namun juga tegas. Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadikan hukum
Allah sebagai standar untuk menentukan yang slah dan benar. Dan hukum tersebut
tak hanya diikuti oleh rakyat namun juga penguasa.

Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq menceritakan bagaimana beliau benar-benar menegakkan hukum Allah, saat mendengar beberapa kaum muslimin murtad dan tidak mau membayar zakat, Ia langsung memberi peringatan dan akan memerangi mereka.Perang Riddah atau perang melawan kemurtadan dilakukan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq pada masa 632 dan 633 M.

Dalam
kepemimpinannya, Abu Bakar Ash-Shiddiq juga dihadapkan pada kasus nabi palsu.
Ada seorang bernama Musailamah al-Kazzab yang mengaku-ngaku sebagai nabi palsu.
Musailamah menyebarkan ajaran tidak benar dengan berusaha menghapuskan
kewajiban shalat. Musailamah juga menyusun ayat-ayat untuk tandingan Al-Qur’an.

Melihat
Musailamah yang perlahan-lahan mempengaruhi orang-orang, Abu Bakar Ash-Shiddiq pun
mengambil tindakan tegas. Musailamah pun diperangi dan akhirnya pasukan Musailamah
kalah pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid. Sementara itu, Musailamah
sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi yang merupakan mantan budak yang akhirnya
memeluk Islam dan menyesali perbuatannya dulu.

Al
Wahsyi adalah mantan budak yang dibebaskan Hindun binti Utbah, istri dari Abu
Sufyan yang jelas-jelas menentang Islam. Al Wahsyi dibebaskan karena berhasil
membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib yang merupakan paman Nabi Muhammad SAW.  Usai peristiwa pembunuhan itu Al Wahsyi
bertobat dan masuk islam serta menyesali tindakannya dulu.

Selain
memerangi kemurtadan internal, Abu Bakar Ash-Shiddiq juga melakukan ekspedisi
untuk menyebarkan Islam keluar daratan Jazirah Arab. Beberapa jenderal Islam
dikirim ke beberapa wilayah dengan misi penaklukan.Salah satu misi yang sukses
adalah penaklukan Irak oleh Khalid bin Walid serta berhasilnya ekspedisi ke
daerah Suriah.

Setelah melebarkan wilayah, Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan pelestarian teks-teks tertulis Al-Qur’an. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk pelestarian Al-Qur’an. Pasalnya usai perang melawan nabi palsu, Musailamah, banyak penghafal Al-Qur’an yang turut terbunuh.

Kenyataan
itu Umar bin Khattab menyarankan Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk mengumpulkan
koleksi Al-Qur’an. Lantas dibentuklah tim khusus yang diketuai Zaid bin Tsabit
dalam proyek pengumpulan Al-Qur’an. Lembaran Al-Qur’an alantas dikumpulkan dari
para penghafal juga tulisan-tulisan yang berada di benda-benda seperti tulang,
kulit dan sebagainya.

Setelah terkumpul semua, kumpulan tulisan Al-Qur’an tersebut lantas disimpan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Saat khalifah umat Islam itu wafat, kumpulan tulisan A-Qur’an tersebut lantas disimpan sahabat lainnya, yakni Umar bin Khattab. Kemudian saat Umar wafat, kumpulan Al-Qur’an itu disimpan putrinya, Hafsah yang lantas pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi tersebut menjadi dasar kepenulisan mushaf Al-Qur’an yang dikenal hingga saat ini. Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq berikutnya membahas soal wafatnya beliau.

Wafatnya abu Bakar

Selayaknya
manusia pada umumnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq juga dihadapkan pada kematian. Abu
Bakar Ash-Shiddiq tutup usia pada 23 Agustus 634 M di Madinah, Arab Saudi. Abu
Bakar Ash-Shiddiq meninggal dunia akibat sakit yang dideritanya pada usia 61
tahun.

Dari
hidup hingga meninggal, Abu Bakar Ash-Shiddiq seolah selalu dekat dengan
Rasululah SAW. Pasalnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq diketahui dimakamkan di rumah
putrinya, Aisyah RA yang dekat dengan masjid Nabawi di samping makam Nabi
Muhammad SAW.

Seusai
wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, kepemimpinan umat Islam pun kembali kosong.
Umar bin Khattab pun lantas ditunjuk sebagai khalifah kedua setelah Abu Bakar
Ash-Shiddiq.

Keutamaan Abu Bakar
Ash-Shiddiq

Menjadi sosok sahabat Nabi Muhammad SAW yang selalu mendampingi perjuangan mendakwahkan Islam. Abu Bakar juga tak pernah meragukan Rasulullah SAW dan tak segan mengorbankan segala yang dimilikinya demi membantu perjuangan Islam. Didalam Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq,Abu Bakar pun dikenal memiliki beberapa keutamaan.

  • Abu
    Bakar Ash-Shiddiq dijamin masuk surga

Dalam
salah satu hadits yang ditulis oleh Imam Bukhari dan Muslim, Abu Bakar Ash-Shiddiq
dikatakan sebagai orang yang akan masuk surga. Abu Bakar Ash-Shiddiq bahkan
akan dipanggil dari berbagai pintu nantinya.

“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang menyumbangkan dua harta di
jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai
hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan
orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat,
yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika
ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu
sedekah, mereka yang berpuasa akan dipanggil dari pintu puasa, yaitu pintu
Rayyan. Lantas Abu Bakar bertanya; “Jika seseorang (yang masuk surga) dipanggil
dari salah satu pintu, itu adalah sebuah kepastian. Apakah mungkin ada orang
akan dipanggil dari semua pintu tersebut wahai Rasulullah?”. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Benar, dan aku berharap kamu termasuk
diantara mereka, wahai Abu Bakar.” (HR. al-Bukhari & Muslim).

  • Abu
    Bakar adalah laki-laki yang paling dicintai Rasulullah SAW

Saat
ditanya oleh salah seorang sahabatnya, Rasulullah pernah menjawab jika Abu
Bakar adalah orang yang dicintainya. Abu Bakar Ash-Shiddiq memang sosok sahabat
yang menemani Rasulullah SAW dalam suka dan duka.

“Amr
bin Al Ash radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi shallallahu’alahi wa sallam,
“Siapa orang yang kau cintai?. Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya
lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)”
(HR. Muslim).

  • Orang
    yang Paling Dipercaya Rasulullah SAW saat Hijrah

Diantara
para sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah yang paling
dipercaya. Rasulullah SAW saat berhijrah ke Madinah. Terbukti, Abu Bakar
Ash-Shiddiq terpilih menjadi yang menemani Nabi Muhammad SAW saat masa sulit
dikejar-kejar orang kafir Quraisy.

  • Termasuk
    orang yang memeluk Islam pertama kali

Dibandingkan
sahabat lainnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan laki-laki dewasa yang pertama
memeluk islam dan masuk dalam golongan Assabiqunal Awwalun. Meski sejatinya Ali
bin Abi Thalib juga masuk dalam golongan tersebut, Namun, kala itu Ali masih
seorang anak kecil. Sehingga Ali menjadi anak kecil pertama yang masuk Islam,
sementara Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi laki-laki dewasa yang masuk Islam.

  • Terikat
    secara kekeluargaan dengan Nabi Muhammad SAW

Abu
Bakar Ash-Shiddiq masih memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Muhammad SAW.
Abu Bakar Ash-Shiddiq bertemu nasab dengan Rasulullah pada kakeknya, Murrah bin
Ka’ab bin Sa’ad bin Tamim. Selain itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berstatus
sebagai mertua Nabi Muhammad SAW usai putri Abu Bakar Ash-Shiddiq, Aisyah RA
menikah dengan Rasulullah.

Begitulah kisah dan keutamaan sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dikenal dengan kebenaran, kelembutan serta ketegasannya. Banyak sekali hal yang bisa diteladani dari kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq terutama kerelaan dan keikhlasannya melakukan segalanya di jalan Islam.

Sekian pembahasan Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua.

Ayo bergabung dengan komunitas pondokislam.com dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati.

Categorized in:

Trả lời