Nabi Ilyas dan Perjalanannya Dari Lahir Sampai Wafat [Complete] - CHEAP CAR INSURANCE
N

Nabi Ilyas dan Perjalanannya Dari Lahir Sampai Wafat [Complete]

9 Min Read
0 0

Kisah Nabi Ilyas

Pendidikan dalam Islam tentu sangat erat kaitannya dengan sejarah serta kisah para Nabi dan Rasul. Kisah tersebut pada umumnya mengandung unsur akidah, ibadah, dan akhlak. Kisah Nabi Ilyas yang akan dibahas di bawah ini tentunya bermuatan nilai-nilai yang terpuji sehingga diharapkan mampu membawa kebaikan pada diri setiap umat muslim.

Riwayat Singkat Nabi Ilyas
A.S.

Nabi Ilyas merupakan salah
satu nabi utusan Allah swt. Fakta tersebut tercantum dalam firman Allah
Al-Quran Surat Ash-Shaaffaat ayat 123 yang artinya, “Dan sesungguhnya Ilyas
benar-benar termasuk salah seorang dari rasul-rasul’. Tidak hanya itu, bahkan
kenabian Ilyas semakin diperkuat dengan disebutnya nama Ilyas hingga empat kali
dalam Al-Quran, yaitu pada Surat Ash Shaaffaat dan Surat Al-An’aam.

Dikisahkan, bahwa Nabi Ilyas merupakan seorang nabi yang memiliki akhlaq yang baik dengan tingkat kesalehan yang tinggi serta taat menjalankan perintah Allah SWT. Namun ketakwaannya tidak berbanding lurus dengan keadaan masyarakat yang syirik karena masih banyak yang menyembah berhala.

Nabi Ilyas ditugaskan untuk
memperbaiki akhlaq kaum yang merupakan keturunan dari Bani Israil dan masih
saja memiliki kebiasaan menyembah berhala dengan nama berhala Baal. Kaum
tersebut bertempat tinggal di Kota Balbek, tepatnya berada di wilayah Lebanon. Allah
mengutusnya untuk mengajarkan tauhid terhadap kaum tersebut.

Nabi Ilyas diperintahkan oleh
Allah untuk mengajak kaumnya menyembah Allah SWT. Ia pun tak pernah lelah menjalankan
perintah Allah dengan menyerukan kepada kaumnya agar menyembah Allah. Namun hal
tersebut tidak mudah dilakukan mengingat dakwahnya terus ditentang dan kaumnya
tetap menyembah berhala. Namun beliau tak patah arang dan tetap bersabar dan
terus berdakwah.

Pada suatu hari, Beliau
bertanya pada kaumnya, “Wahai kaumku, mengapa kalian tidak bertakwa? Mengapa
kalian tetap menyembah Baal dan berpaling dari Allah, Tuhamu dan Tuhan bapak bapakmu
yang terdahulu?” Namun kaum Nabi Ilyas tidak menggubris perkataan tersebut.

Lalu Beliau melanjutkan
ucapannya kepada kaumnya, “Apakah engkau tidak takut dengan azab Allah ? Engkau
menyembah berhala Baal, padahal hanya Allah, Tuhan semesta alam, yang patut disembah”.
Mendengar perkataan tersebut, kaum Bani Israil tetap tidak menghiraukan
perkataan Nabi Ilyas. Alih-alih putus asa melihat kejadian tersebut, Ia tetap
ikhlas untuk berdakwah.

Nabi Ilyas A.S. Ditugaskan untuk
Memperbaiki Akhlaq Bani Israil

Nabi Ilyas A.S. Ditugaskan untuk Memperbaiki Akhlaq Bani Israil

Pada suatu ketika, kaum Nabi
Ilyas hidup dalam kenikmatan karena perekonomian kembali pulih setelah musibah kekeringan
yang terjadi sebelumnya. Namun dengan adanya kenikmatan tersebut, kaumnya tetap
tidak mau bersyukur kepada Allah SWT. Terlebih lagi, mereka kembali durhaka
kepada Allah SWT dengan terus melakukan berbagai kemaksiatan dan tetap
menyembah Berhala Dewa Ba’l.

Melihat kondisi tersebut, Ia
memerintahkan kaumnya dengan berkata pada Raja Ahab,“Hai Raja Ahab, perintahkan
seluruh kaum Bani Isra’il untuk bertemu dengan saya di Jabal Qarmil. Sertakan
juga empat ratus nabi Ba’l”.

Mendengar perkataannya,
sepintas kemudian Raja Ahab mengerahkan seluruh rakyat dan para nabi Ba’l menuju
Jabal Qarmil. Lalu Nabi Ilyas AS lantang berseru di depan kerumunan tersebut,
“sampai kapan kalian menyembah dewa! Jika Tuhan itu Allah, sembahlah Allah SWT!
Kalau Tuhan itu Ba’l, sembahlah Ba’l!”. Mendengar perkataan tersebut,
orang-orang yang berkumpul disana tetap diam saja.

Kemudian Nabi Ilyas AS
berkata: “Di antara nabi-nabi Allah, hanya saya seorang yang hadir disini,
sementara ada 450 nabi Ba’l. Mari kita lihat siapakah Tuhan yang benar”.

Tak lama kemudian Nabi Ilyas
menyuruh para nabi Ba’l untuk mencari seekor sapi jantan dan diperintahkan
untuk menyembelihnya. Selepas itu, ia memerintahkan untuk memotong-motong
daging dan meletakannya diatas tungku api. Kemudian diantaranya dan para nabi
Ba’l tidak diperbolehkan ada yang menyalakan api.

Nabi Ilyas memerintahkan para
nabi Ba’l untuk berdoa kepada dewa mereka, sementara ia berdoa kepada Allah
SWT. Beliau ingin membuktikan bahwa tuhan siapa yang dapat menghidupkan api
untuk memasak daging sapi jantan tersebut. Maka rakyat pun menyetujui
kesepakatan tersebut.

Sepintas kemudian, para nabi Ba’l mulai memilih seekor sapi jantan dan menyiapkan daging-daging sapi yang sebelumnya telah disembelih. Setelah itu mereka berdoa kepada Ba’l dari pagi sampai tengah hari sambil berteriak-teriak, “Jawablah kami, Ba’l!”. Mereka memohon sembari menari-nari di sekeliling tempat tungku api yang siap dikirim api dari langit tersebut. Namun tak ada kejadian apapun yang muncul.

Tak lama kemudian, Nabi Ilyas
menyeru pada mereka, “Berdoalah lebih keras lagi kepada dewa kalian, Dewa Ba’l
yang kalian anggap tuhan selama ini”. Mendengar perkataannya, Nabi-nabi Ba’l
itu mulai terpancing untuk berdoa lebih keras lagi. Mereka juga melakukan
ritual dengan menggores-gores badan mereka dengan pedang dan tombak sehingga
darah bercucuran dari tubuh mereka.

Kaum Bani Israil Mengakui Kenabian Nabi
Ilyas dan Mulai Beriman Kepada Allah SWT.

Kaum Bani Israil Mengakui Kenabian Nabi Ilyas dan Mulai Beriman Kepada Allah SWT.

Melihat doa para nabi Ba’l
yang tak kunjung dikabulkan oleh dewa mereka, lantas Nabi Ilyas memerintahkan
rakyat untuk berkumpul. Ia mulai memperbaiki tempat peribadatan yang telah
runtuh dengan meletakkan bebatuan sehingga tampak kembali sempurna sebagai
tempat beribadah kepada Allah SWT.

Kemudian Bai Ilyas menggali
parit yang cukup besar sehingga dapat menampung kurang lebih 15 liter air.
Beliau menyusun balok-balok kayu di atas tempat persembahan qurban, dan menaruh
daging diatas kayu bakar tersebut.

Kemudian Nabi Ilyas berkata, “Isilah
4 tempayan dengan air sampai penuh, lalu tuangkan air itu ke atas persembahan
qurban dan diatas tumpukan kayu tersebut”. Setelah semuanya dipersiapkan, ia
lantas berkata, “Sekali lagi,” lalu mereka melakukannya. “Satu kali lagi,
katanya, dan mereka melakukannya pula. Maka mengalirlah air hingga memenuhi
parit tersebut.

Lalu Nabi Ilyas AS mendekati
tempat itu dan berdoa: “Yaa Allah, Tuhan yang disembah oleh Ibrahim, Ishaq, dan
Ya’qub, tunjukkanlah kuasamu saat ini bahwa engkaulah Allah Yang Maha Esa, dan
saya adalah hamba-Mu. Jawablah, Yaa Allah! Jawablah saya supaya rakyat ini tahu
bahwa Engkau adalah sebenar-benarnya tuhan dan hanya kepadamu lah tempat
kembali!”.

Tak lama setelah ia
memanjatkan doa tersbut, lalu Allah SWT seketika mengirim api dari langit. Lantas
api tersebut membakar tumpukan kayu dan potongan daging diatasnya. Melihat
kejadian tersebut,  seketika mereka
tersungkur ke tanah untuk bersujud sambil berkata, “Allah itu adalah Tuhan!
Sungguh Allah-lah Tuhan yang benar!”.

Setelah itu Nabi Ilyas AS berkata
kepada Raja Ahab, “Sebentar lagi akan turun hujan, silakan Raja Ahab pergi!”.
Lalu Raja Ahab pergi dan ia naik ke atas Jabal Qarmil. Lalu Allah SWT
menurunkan hujan lebat ke negeri Isra’il.

Mukjizat Nabi Ilyas A.S. Menghidupkan Anak
yang Meninggal

Nabi Ilyas AS tinggal di
negeri Isra’il dengan seorang raja yang jahat bernama Ahab. Raja Ahab menyuruh
orang Isra’il untuk menyembah dewa dan berhala. Melihat kondisi kaum dengan
raja yang jahat seperti itu, maka Allah murka terhadapnya.

Kemudian Allah memerintahkan Nabi Ilyas menemui Raja Ahab dan berkata, “Ketahuilah wahai Raja Ahab, tidak akan pernah ada embun atau hujan sedikitpun selama dua atau tiga tahun kedepan, kecuali saya mengatakannya! Maka dari itu, bertaubatlah dan sembahlah Allah!”. Kemudian Raja Ahab menjadi kesal dan marah kepadanya dan berusaha untuk membunuhnya.

Lantas Allah memerintahkan
Nabi Ilyas untuk pergi ke anak sungai Kerit dan bersembunyi disana. Dengan
meminum air sungai serta makanan yang dibawa oleh burung gaga katas perintah
Allah kepada mereka.

Pasukan Raja Ahab terus
mengejar Nabi Ilyas AS, dan mengetahui bahwa ia sedang bersembunyi di anak
Sungai Kerit. Beliau bertahan hidup dengan meminum air dari anak sungai itu dan
makan makanan yang dibawa oleh burung gagak setiap harinya. Namun secara
tiba-tiba anak sungai itu pun kering karena tidak ada hujan, sehingga ia
kebingungan untuk mencari tempat perlindungan.

Tak lama kemudian datanglah
bala tentara Raja Ahab untuk membunuh Nabi Ilyas, akhirnya ia  bersembunyi di dalam rumah Nabi Ilyasa.
Ketika bersembunyi di dalam rumah Nabi Ilyasa AS, Nabi ilyasa masih sangatlah
muda dan tengah menderita sakit. Lantas kemudian beliau membantu menyembuhkan
penyakitnya.

Setelah sembuh, Nabi Ilyasa AS pun dijadikan anak angkat oleh Nabi Ilyas AS dan terus menemani Nabi Ilyas dalam berdakwah. Namun saat itu Nabi Ilyas AS belum diangkat menjadi nabi.

Kemudian Allah SWT memerintahkannya
untuk pergi ke Kota Sarfat dan tinggal disana karena ada janda yang akan
memberikan makan dan mencukupi kehidupannya. Maka pergilah Nabi Ilyas AS ke
Kota Sarfat.

Sesampainya di kota tersebut,
ia melihat seorang janda yang sedang mengumpulkan kayu api. Lalu Nabi Ilyas as
mendekati janda itu dan berkata: “Ibu, tolong ambilkan sedikit air minum untuk
saya, juga bawakanlah juga sedikit roti!”.

Namun seketika janda itu
menjawab, “Maaf, saya tidak sedikitpun memiliki roti. Saya hanya mempunyai
segenggam tepung terigu di dalam mangkuk, dan sedikit minyak zaitun di dalam
botol. Saya sedang mengumpulkan kayu api untuk memasak bahan yang sedikit itu
supaya saya dan anak saya bisa makan. Itulah makanan kami yang terakhir;
sesudah itu kami pun akan mati!”.

Namun Nabi Ilyas tetap
menjawab, “Jangan khawatir, Ibu, silakan Ibu membuat makanan untuk Ibu dan anak
Ibu. Tapi sebelum itu buatlah dahulu satu roti kecil dari tepung dan minyak
itu, dan bawalah kepada saya. Sebab Allah SWT, satu-satunya Tuhan yang patut
disembah, mengatakan bahwa mangkuk itu akan selalu berisi tepung, dan botol itu
akan terisi minyak, hingga Allah turunkan hujan ke bumi”.

Akhirnya, janda terebut
percaya dengan perkataan Nabi Ilyas AS. Tak lama kemudian janda tersebut
bersedia melakukan apa yang dikatakan oleh Ilyas. Lantas dia membuat roti kecil
dan memberikannya kepadanya. Ia pun segera memakannya, sementara janda itu kemudian
membuat roti sebagai makanan baginya dan anaknya.

Seperti yang sudah dikatakan
Allah SWT melalui Nabi Ilyas AS, mangkuk itu selalu berisi tepung, dan botol
itu pun selalu berisi minyak. Hari berikutnya masih ada sedikit tepung dan
sedikit minyak untuk membuat roti lagi. Sehingga persediaan makanan untuk mereka
dapat terkcukupi hingga hampir 3 tahun selama musim kemarau panjang
berlangsung.

Pada suatu hari, janda
tersebut mendapat berita buruk. Ia menemuni anaknya jatuh sakit dan meninggal.
Lalu janda itu memanggil Nabi Ilyas AS dan berkata, “Hai Hamba Allah, apa yang
terjadi dengan anak saya? Mengapa anak saya meninggal dunia?”

Lantas kemudian Nabi Ilyas mengambil
anak yang tengah jatuh sakit tersebut menuju kamar pribadinya. Ia membaringkan
anak itu di atas tempat tidur, lalu berdoa kepada Allah SWT, “Ya Allah, Yaa
Tuhanku, mengapa Engkau mendatangkan musibah kepada janda ini? Ia sudah memberi
roti kepadaku dan sekarang Engkau mencabut nyawa putranya”.

Ia terus berdoa kepada Allah,
“Ya Allah, Yaa Tuhanku, hidupkanlah kiranya anak ini!. Melihat keseungguhannya dalam
berdoa, lantas Allah SWT mendengarkan doa tersebut dan mengabulkan doanya. Anak
tersebut kemudian mulai bernapas dan hidup kembali. Lalu beliau membawa anak
itu kepada ibunya dan berkata: “Ibu, anak ibu sudah hidup kembali”.

Janda itu lantas menjawab:
“Sekarang aku tahu bahwa engkau adalah hamba Allah dan segala perkataanmu
berasal dari Allah SWT!”

Kaum Nabi Ilyas A.S. Mendapatkan Hukuman

Nabi Ilyas terus berupaya
menyadarkan Bani Israil agar meninggalkan praktik-praktik menyembah berhala,
namun usaha tersebut sia-sia. Kaum Bani Israil tetap menolak dakwah Nabi Ilyas
namun beliau tetap bersabar dan istiqamah melakukan tugasnya.

Suatu ketika, Nabi Ilyas
berdoa kepada Allah supaya menghentikan hujan. Allah memperkenankan doanya. Akhirnya
selama tiga tahun tidak juga turun hujan di wilayah tersebut. Wilayah tersebut
mengalami kekeringan parah dan menyebabkan banyak hewan ternak dan tumbuhan mati.
Kaum Nabi Ilyas pun mengalami banyak kesusahan akibat peristiwa tersebut.

Kemudian Nabi Ilyas berkata kepada kaumnya, “Apabila engkau meninggalkan berhala, maka aku akan berdoa kepada Allah untuk segera menghentikan penderitaanmu”. Mereka pun membuang berhala berhala mereka dan kemudian ia berdoa kepada Allah untuk segera menghentikan penderitaan kaum Bani Israil dan segera menurunkan hujan. Mendengar doanya, kemudian Allah mengabulkan doa-doa tersebut.

Nikmat tersebut tak serta merta meruntuhkan sifat buruk Bani Israil, terbukti mereka tetap menyembah berhala-berhala mereka. Ia kemudian berdoa kembali kepada Allah untuk menghentikan hujan. Allah pun mengabulkan kembali doanya.

Namun pada akhirnya, kaum Bani
Israil akan menjadi kafir lagi dan azab Allah yang pedih menimpa mereka. Kemudian
Allah mengutus Nabi Ilyasa untuk menggantikan Nabi Ilyas untuk mengajak kaum
Bani Israil menuju jalan yang benar.

Allah Menjadikan Nabi Ilyas Tetap Hidup
Abadi

Nabi Ilyas AS dan Nabi Ilyasa
AS bersama-sama mengemban misi dakwah yaitu membuat kaum Bani Isra’il di
Isra’il meninggalkan kebiasaan menyembah berhala dan membuat mereka beriman
kepada Allah SWT. Ilyas AS hidup bersama Nabi Ilyasa AS untuk mengemban misi
dakwah kepada Bani Isra’il selama delapan tahun lamanya.

Pada suatu ketika, mereka berdua pergi menuju wilayah di sebelah timur sungai Yordan. Ketika Ilyas AS sedang beristirahat, datanglah Malaikat Maut dihadapannya, dan kemudian berseru, “Hai Ilyas, penuhilah panggilan Allah, kini saatnya engkau menghadap Allah dan bersiap-siaplah karena nyawamu akan segera kucabut!” kata Malaikat Maut.

Mendengar berita itu, ia
menjadi sedih dan menangis. Kemudian malaikat maut bertanya, “Mengapa engkau
bersedih, Ilyas?”. “Apakah engkau bersedih karena akan meninggalkan dunya dan
takut menghadapi kematian?”, tanya malaikat Maut.

“Tak satupun yang aku sesali
kecuali tak ada lagi waktu untukku berdzikir kepada Allah, sementara orang lain
masih bisa terus berdzikir memuji Allah,” jawab Nabi Ilyas A.S.

Melihat peristiwa tersebut,
maka saat itu juga Allah SWT menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut agar menunda
untuk mencabut nyawa Nabi Ilyas dan memberi kesempatan kepadanya untuk berdzikir
sesuai dengan permintaannya.  Keinginannya sangat sederhana, yaitu ingin
terus hidup untuk berdzikir kepada Allah SWT. Maka berdzikirlah ia sepanjang
hidupnya.

Akibat persitiwa tersebut, maka muncullah firman Allah SWT, “Biarlah Nabi Ilyas hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berdzikir kepada-Ku sampai akhir nanti”. Mendengar firman Allah tersebut, maka Malaikat Maut tidak berani mencabut nyawa Nabi Ilyas AS.  Maka ia diijinkan oleh Allah untuk hidup selama-lamanya dan tidak akan pernah mati kecuali saat hari Kiamat tiba.

Sekian pembahasan Kisah Nabi Ilyas, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua.

Ayo bergabung dengan komunitas pondokislam.com dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati.

Categorized in:

Trả lời