Kisah Nabi Ibrahim Dari Lahir Sampai Wafat [Complete] - CHEAP CAR INSURANCE
K

Kisah Nabi Ibrahim Dari Lahir Sampai Wafat [Complete]

10 Min Read
0 0

Kisah
Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim merupakan salah satu nabi yang diutus oleh Allah untuk memperbaiki umat manusia. Kisah Nabi Ibrahim ternyata sangat beragam dan sangat bagus diteladani. Berikut ini kami hadirkan beberapa kisah perjalanan hidup Nabi Ibrahim As.

Kisah Nabi IbrahimSaat Kelahirannya

Nabi
Ibrahim adalah seorang nabi yang dilahirkan di tengah-tengah
masyarakat jahiliyah yang musyrik dan kafir. Beliau adalah anak Azar yang masih
keturunan Sam bin Nuh. Nabi Ibrahim dilahirkan pada tahun 2295 sebelum Masehi,
di negeri Mausul.

Nabi Ibrahim lahir pada zaman kerajaan Raja
Namrud yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Raja Namrud
adalah penguasa
Kerajaan Babylonia pada suatu ketika mendapat firasat dalam mimpinya
bahwa seorang anak laki-laki akan membuatnya susah.

Dalam Kisah Nabi Ibrahim, kelak, anak tersebut akan meruntuhkan kerajaannya. Raja Namrud segera menurunkan titah untuk membunuh setiap anak laki-laki yang ada di kota Babylonia. Nabi Ibrahim Alaihissalam adalah anak yang dimaksud tersebut.

Kemudian, Allah Yang Maha Penolong
menyelamatkan ibu Nabi Ibrahim Alaihissalam. Saat mengandung
tidak kelihatan tanda-tanda kehamilan. Hingga ibunya melahirkan dan Nabi Ibrahim
Alaihssalam tumbuh besar dan selamat dari kejahatan Raja Namrud.

Masyarakat di Kerajaan Babylonia ketika itu, menyembah
patung-patung sebagai itu. Bahkan, ayah Nabi Ibrahim
Alaihissalam adalah seseorang yang membuat patung-patung tersebut.

Kehidupan penduduk Kerajaan
Babylonia sudah sangat sesat dan menyimpang. Mereka membangun sebuah tempat
untuk menaruh patung-patung sesembahan mereka. Termasuk di dalamnya patung yang
paling besar kepunyaan Raja Namrud.

Nabi Ibrahim selalu bertanya-tanya mengapa patung-patung itu mereka percayai dan sembah. Apakah Tuhan dapat dibuat-buat seperti berbentuk patung, dan patung seperti itu mungkinkah punya kemampuan sebagai Tuhan. Bagi Nabi Ibrahim, semua itu tidak masuk akal. Nabi Ibrahim Alaihissalam pun menyadari pasti ada Tuhan yang pantas disembah tapi dia belum mengetahui apakah itu.

Kisah Nabi Ibrahim Sewaktu Kecil

Kisah Nabi Ibrahim Sewaktu Kecil

Kisah Nabi Ibrahim yang juga mengandung banyak pelajaran
adalah ketika beliau masih kecil. Nabi Ibrahim mengetahui saat beliau masih
kecil bahwa ayahnya seseorang yang membuat patung-patung yang unik. Pada
suatu hari, ia bertanya terhadap ciptaan ayahnya kemudian ayahnya
memberitahunya bahwa itu adalah patung-patung dari tuhan-tuhan.

Nabi Ibrahim sangat keheranan melihat
hal tersebut, kemudian timbul dalam dirinya melalui akal sehatnya penolakan
terhadapnya.

Uniknya, Nabi Ibrahim justru
bermain-main dengan patung itu saat ia masih kecil, bahkan terkadang ia
menunggangi pung­gung patung-patung itu seperti orang-orang yang biasa menung­gang
keledai dan binatang tunggangan lainya.

Pada suatu hari, ayahnya melihatnya saat
menunggang punggung patung yang bernama Mardukh. Saat itu juga ayahnya marah
dan memerintahkan anaknya agar tidak bermain-main dengan patung itu lagi.

Ibrahim bertanya: “Patung apakah ini
wahai ayahku? Kedua telinganya besar, lebih besar dari telinga kita.”
Ayahnya menjawab: “Itu adalah Mardukh, tuhan para tuhan wahai anakku, dan
kedua telinga yang besar itu sebagai simbol dari kecerdasan yang luar
biasa.” Ibrahim tampak tertawa dalam dirinya padahal saat itu beliau baru
menginjak usia tujuh tahun.

Pada suatu hari Ibrahim bersama
ayahnya masuk di tempat penyembahan tempat dimana patung-patung itu berada. Saat itu terjadi suatu pesta dan perayaan di hadapan
patung-patung, dan di tengah-tengah perayaan tersebut terdapat seorang tokoh
dukun yang memberikan pengarahan tentang kehebatan tuhan berhala yang paling
besar.

Dengan suara yang penuh
penghayatan, dukun itu memohon kepada patung agar menyayangi kaumnya dan
memberi mereka rezeki.

Tiba-tiba keheningan saat itu
dipecah oleh suara Ibrahim yang ditujukan kepada tokoh dukun itu: “Hai
tukang dukun, ia tidak akan pernah mendengarmu.

Apakah engkau meyakini bahwa ia
mendengar?” Saat itu manusia mulai kaget. Mereka mencari dari mana asal
suara itu.

Ternyata mereka mendapati bahwa
suara itu suara Ibrahim. Lalu tokoh dukun itu mulai menampakkan kerisauan dan
kemarahannya. Tiba-tiba si ayah berusaha menenangkan keadaan dan mengatakan
bahwa anaknya sakit dan tidak mengetahui apa yang dikatakan.

Lalu keduanya keluar dari tempat
penyembahan itu. Si ayah menemani Ibrahim menuju tempat tidurnya dan berusaha
menidurkannya dan meninggalkannya setelah itu. Namun, Ibrahim tidak begitu saja
mau tidur ketika beliau melihat kesesatan yang menimpa manusia. Beliau pun
segera bangkit dari tempat tidurnya.

Beliau bukan seorang yang sakit.
Beliau merasa dihadapkan pada peristiwa yang besar. Beliau menganggap mustahil
bahwa patung-patung yang terbuat dari kayu-kayu dan batu-batuan itu menjadi
tuhan bagi kaumnya. Kisah Nabi Ibrahimini
memberikan pelajaran bagi kita agar waspada terhadap kesesatan dan
menghindarinya.

Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan

Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan

Ibrahim keluar dari rumahnya
menuju ke gunung. Beliau berjalan sendirian di tengah kegelapan. Beliau memilih
salah satu gua di gunung, lalu beliau rnenyandarkan punggungnya dalam keadaan
duduk termenung.

Beliau memperhatikan langit.
Beliau mulai bosan memandang bumi yang dipenuhi dengan suasana jahiliyah yang
bersandarkan kepada berhala. Nabi Ibrahim Alaihissalam
akhirnya melakukan pencarian.

Tuhan yang harus disembah pasti
sesuatu yang istimewa dan mempunyai kemampuan yang tidak tertandingi. Kemudian
Allah memperlihatkan tanda-tanda keagungan-Nya. Allah memperlihatkan bintang,
bulan, dan matahari kepada beliau.

Namun akhirnya Nabi Ibrahim
Alaihissalam mulai mengerti, Tuhan yang disembah bukanlah Tuhan berupa benda
yang terbit dan tenggelam.

Tuhan yang patut disembah adalah
Tuhan yang  menerbitkan dan yang menenggelamkan. Allah kemudian memberi
petunjuk kepada Nabi Ibrahim bahwa Allah adalah Tuhan yang selama ini beliau
cari.

Nabi
Ibrahim yang sudah memiliki kemantapan hati hendak memerangi syirik dan
persembahan berhala yang terjadi  dalam masyarakat kaumnya ingin lebih
dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menentramkan hatinya serta
membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin sesekali mengganggu pikirannya
degan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia
menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.

Berserulah
ia kepada Allah : “Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau
mengidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati.” Allah menjawab seruannya dengan
berfirman : Tidaklah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku ?

“Nabi
Ibrahim menjawab: “Benar, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan  percaya
pada Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata
kepalaku sendiri, agar aku dapat mendapat ketentraman dan ketenangan dan hatiku
dan agar kami menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu.

Kemudian
Allah mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim, dan Allah perintahkan Nabi menangkap
empat ekor burung.

Kemudian
Allah perintahkan Nabi Ibrahim memperhatikan dan meneliti bagian tubuh-tubuh
burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur baurkan kemudian
tubuh burung yang sudah hancur luluh dan bercampur baur itu diletakkan di atas
puncak setiap bukit dari empat  bukit yang letakknya berjauhan satu dari
yang lain.

Setelah
dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahkanlah Nabi
Ibrahim memangil burung-burung yang telah terkoyak koyak tubuhnya dan terpisah
jauh tiap-tiap bagian tubuh burung dari bagian yang lain.

Dengan
izin Allah dan kuasa-Nya datanglah beterbangan empat ekor burung itu dalam
keadaan utuh bernyawa seperti sediakala begitu mendengar seruan dan panggilan
Nabi Ibrahim as kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu
didepannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah Yang Maha
Berkuasa dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia
menciptakannya dari sesuatu yang tidak.

Dan
dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim as untuk
menetramkan hatinya dan menghilangkan keraguan di dalam iman dan keyakinannya.

Kisah Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala Raja Namrud

Pada suatu hari disaat Raja Namrud dan kaumnya
pergi meninggalkan negerinya dan saat itu kampung-kampungnya kosong. Maka nabi
Ibrahim melaksanakan niat yang selama ini dipendamnya yakni adalah menghancurkan
berhala-berhala yang dipuja dan disembah oleh Raja Namrud dan rakyatnya.

Beliau menghancurkannya
menggunakan kampak dan hanya satu yang tidak dihancurkan, hal ini Ia lakukan dengan sengaja kampaknya dikalungkan
dileher patung terbesar itu. Beberapa
hari kemudian Raja Namrud dan pengikutnya tiba kembali di negerinya, dan mengetahui bahwa seluruh patung-patung yang selama
ini disembah sudah hancur maka murkalah ia terhadap kejadian itu.

Raja Namrud seketika langsung menuduh Nabi Ibrahim sebagai pelakunya, karena semua orang sudah mengetahui bahwa Nabi Ibrahim sangat
membenci berhala-berhala itu, kemudian singkat cerita Nabi Ibrahim dihadapkan
pada Raja Namrud untuk diadili.

Sang Raja berkata dengan geram, “Wahai
Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?”. “Bukan!” jawab Ibrahim singkat.

Mendengar jawaban itu, Raja
Namrud semakin geram dan berkata: “Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah
kau berada disini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala
ini?”

“Ya, tapi bukan aku yang
menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang
menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada dilehernya?” sahut Ibrahim
dengan tenang.

Raja Namrud membantahnya: “Mana
mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!”. Mendengar hal itu dengan
tegas Nabi Ibrahim berkata: “Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang
tidak dapat berbuat apa-apa?”

Mendengar pernyataan Ibrahim,
para pengikutnya kemudian menjadi kaget dan tersadar bahkan terpikir oleh
mereka Tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat, mendengar, dan
bergerak. Namun berbeda dengan Raja Namrud pekataan Nabi Ibrahim justru membuatnya semakin murka.

Kisah Nabi Ibrahimketika Mendapatkan Hukuman

Raja Namrud dan sangat marah atas kejadian tersebut, akhirnya
memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan
seberat-beratnya. Hukuman yang menurut Raja Namrud tepat untuk diberikan kepada
Nabi Ibrahim adalah dihukum mati dengan jalan dibakar hidup-hidup.

Api dinyalakan besar sekali dengan kayu sebagai bahan
bakarnya, sementara Nabi diikat dan ditempatkan ditengah-tengah tumpukan kayu.
Tetapi Allah lebih berkuasa dalam segala hal. Allah belum menghendaki Nabi
Ibrahim mati dan kalah oleh Raja namrud. Lalu Allah berfirman:

Artinya: “Kami berfirman: “Hai api, menjadi dinginlah
dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya: 69).

Saat menyaksikan proses pembakaran itu, Raja Namrud
dan para pengikutnya tertawa dengan penuh kepuasan. Mereka mengira, Nabi
Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api itu. Namun, begitu terkejutnya
mereka setelah api yang menyala dahsyat itu padam.  Nabi tiba-tiba berjalan keluar dari
puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikitpun.

Melihat kejadian tersebut seluruh masyarakat yang
awalnya tertawa terbahak-bahak kemudian menghentikan tertawa tersebut dan
berubah menjadi kebingungan. Setelah kejadian tersebut Nabi Ibrahim pergi
berhijrah ke negeri Kan’an dan baitul Maqdis. Disanalah kemudian beliau hidup
dan memiliki keturunan.

Inilah Kisah
Nabi Ibrahim
yang mengajarkan pada kita tentang
kebesaran Allah SWT. Maka hendaknya kita selalu beribadah dan meminta
pertolongan kepada Nya.

Kisah Nabi Ibrahim ketika mendapatkan Ujian

Bersama
Siti Hajar (istrinya) dan Ismail, Nabi berhijrah ke Mekah. Disanalah beliau
membangun Ka’bah sebagai pusat penyembahan manusia kepada Tuhan. Nabi Ibrahim
terkenal sebagai Nabi yang banyak berdoa kepada Allah SWT.

Nabi Ibrahim memiliki dua istri yaitu Sarah dan Siti Hajar serta memiliki dua putra Ismail dan Ishaq yang keduanya pun menjadi Nabi dan Rasul Allah. Ismail dilahirkan oleh Siti Hajar dan Ishaq dilahirkan oleh Sarah.

Beliau
menikah dengan Hajar karena bersama Sarah tidak dikaruniai anak, kemudian Sarah
meminta Ibrahim untuk menikahi budaknya Hajar dan lahirlah Ismail. Namun,
kemudian tidak lama Sarah akhirnya memiliki putra yang diberi nama Ishaq.

Ketika
seorang putra Ibrahim tumbuh telah mencapai usia dewasa, Allah hendak menguji
kesetiaan Ibrahim terhadap perintah-perintah-Nya melalui sebuah mimpi tentang
penyembelihan anak.

Dalam Kisah Nabi Ibrahim, keimanan
beliau, yang telah berhasil menghadapi ujian-ujian sebelumnya, sama sekali
tidak berubah sewaktu menerima perintah ini. Ibrahim mengajak putranya
berangkat untuk melaksanakan perintah Allah.

Ia tidak sedikitpun mengeluh ataupun memohon
keringanan dari Allah tentang perintah ini melainkan ia melaksanakan
sebagaimana yang Allah perintahkan. Ketika Ibrahim membaringkan putranya untuk
melaksanakan perintah Allah, terlebih dahulu ia meminta tanggapan dan persetujuan
dari sang putra yakni Ismail. Ibrahim berkata:

“Wahai
putraku, sesungguhnya aku melihat dalam sebuah mimpi bahwa aku menyembelihmu,
maka sampaikanlah apa pendapatmu!” putranya menjawab: “Wahai ayahku,
laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; dengan perkenan Allah, kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Tatkala
putranya telah merelakan diri serta Ibrahim telah bersiap mengulurkan tangan
untuk menyembelih putranya, seketika Allah memanggil Ibrahim supaya menahan
tangannya, sebab tindakan ini membuktikan bahwa Ibrahim bersedia melaksanakan
apapun untuk Allah, juga membuktikan wujud seorang hamba yang berbakti serta
seorang sosok yang terpercaya bagi Allah.

Kemudian
Ibrahim mendapati seekor sembelihan besar sebagai kurban pengganti putranya.  Nabi
Ibrahim as mendapatkan tempat khusus di sisi Allah SWT. Ibrahim termasuk salah
satu nabi ulul azmi di antara lima nabi di mana Allah SWT mengambil dari mereka
satu perjanjian yang berat.

Kelima nabi itu adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW, sesuai dengan urutan diutusnya mereka. Ibrahim adalah seorang nabi yang diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang jelas.

Yaitu
ujian di atas kemampuan manusia biasa. Meskipun menghadapi ujian dan tantangan
yang berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sebagai seorang hamba yang menepati
janjinya dan selalu menunjukan sikap terpuji.

Nabi
Ibrahim adalah seorang harnba Allah SWT yang berhak diangkat-Nya menjadi
al-Khalil atau kekasih Allah SWT. Hal tersebut merupakan derajat dari
derajat-derajat kenabian yang kita tidak mengetahui nilainya.

Kita
juga tidak mengetahui bagaimana kita harus menyikapi ketika ada pilihan
sedemikian berat. Sangat mengagumkan bahwa setiap kali Nabi Ibrahim mendapatkan
ujian dan kepedihan, beliau justru menciptakan permata.

Wafatnya Nabi Ibrahim

Wafatnya Nabi Ibrahim

Diceritakan
dalam Kisah Nabi Ibrahim, ketika memasuki umur seratus lima puluh, Allah
menampakkan uban pada rambut Nabi Ibrahim. Ulama berkata, “Alasan Allah
memunculkan uban kepada Nabi Ibrahim adalah karena Ishaq, putra beliau sangat
mirip dengan beliau. Masyarakat disekitar tempat tinggal beliau tidak bisa
membedakan antara keduanya.

Orang
datang kepada Ishaq dan menyangka bahwa dia adalah Ibrahim. Orang tersebut
menyapa, “Assalamualaikum, wahai kholilullah.” Akhirnya Ishaq
menjawab, “Aku adalah anak dari kholilullah. Ia lebih baik dari pada aku.
Dia bak tuanku dan aku ibarat budaknya.” Saat orang-orang mulai tidak bisa
membedakan antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq maka Allah memberinya tanda
berupa uban.

Namun,
Nabi Ibrahim merasa sedih melihat rambut ubannya yang memutih. Tetapi,  beliau tidak bisa menolak apa yang dialaminya.
Nabi Ibrahim adalah orang yang pertama kali beruban dari keturunan Nabi Adam.

Kemudian
juga diriwayatkan, ketika malaikat maut hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim as,
maka beliau berkata, “Hai malaikat maut, apakah kamu pernah tahu seorang
kekasih mencabut nyawa orang yang dicintainya.” Maka malaikat maut naik ke
langit untuk melaporkannya kepada Allah Swt.

Lalu
Allah berkata, “Katakanlah kepada kekasihku, “Apakah seorang kekasih
tidak suka bertemu dengan orang yang dicintainya?” Lalu malaikat maut
kembali kepada Nabi Ibrahim. Dia menyampaikan apa yang dikatakan Allah SWT.

Mendengarnya,
Nabi Ibrahim berkata kepada dirinya, “Tenanglah dirimu untuk saat
ini.” Kemudian malaikat maut mencabut nyawa beliau. Nabi Ibrahim dikuburkan
di perkebunan Hairun, adalah sebuah kebun miliknya yang sebeumnya beliau
berwasiat agar dikuburkan di sana.

Cukup banyak bukan mengenai kisah Nabi Ibrahim? Semoga kisah kehidupan Nabi Ibrahim tersebut bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.

Sekian pembahasan Kisah Nabi Ibrahim, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua.

Ayo bergabung dengan komunitas pondokislam.com dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati.

Categorized in:

Trả lời