Sholat Taubat | Makna, Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan - CHEAP CAR INSURANCE
S

Sholat Taubat | Makna, Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan

11 Min Read
0 0

Sholat Taubat

Manusia hidup di dunia atas izin Allah SWT. Allah memberikan petunjuk kepada para manusia melalui Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman untuk hidup di dunia. Mengerjakan kebaikan dan menghindari keburukan adalah tugas setiap manusia untuk mengharap ridho Allah SWT, agar keberkahan bisa didapatkan. Namun, manusia pasti pernah salah dan berbuat dosa, bahkan lalai dalam keburukan.

Manusia hidup di dunia atas izin Allah SWT. Allah memberikan petunjuk kepada para manusia melalui Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman untuk hidup di dunia. Mengerjakan kebaikan dan menghindari keburukan adalah tugas setiap manusia untuk mengharap ridho Allah SWT, agar keberkahan bisa didapatkan. Namun, manusia pasti pernah salah dan berbuat dosa, bahkan lalai dalam keburukan.

Lagi lagi islam
memberikan solusi untuk setiap permasalahan. Apabila ada yang ingin bertaubat
dan meminta ampunan atas segala kesalahan yang dilakukan, maka bersegera untuk
melakukan sholat taubat. Menyesali perbuatan dan bertekad untuk tidak
melakukannya lagi. Taubat adalah kewajiban bagi setiap muslim sebagai hamba
Allah SWT. Berikut informasi lengkap tentang sholat taubat.

Makna Taubat

Taubat artinya berhenti melakukan kemaksiatan dan kembali menuju ketaatan. Taubat merupakan amalan yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Hal ini digambarkan pada QS. Al-Baqarah : 222).

Artinya :
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang menyucikan diri.”

Hukum taubat bagi setiap mukmin adalah wajib. Sebagaimana disebutkan dalam QS. At-Tahrim : 8), yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh.”

Taubat bisa mendatangkan kemenangan. Sebagaimana disebutkan pada firman Allah yang lainnya, yakni QS. An-Nur : 31. Ayat tersebut menyebutkan bahwa “Bertaubatlah kepada Allah, wahai orang-orang beriman sekalian agar kalian beruntung”. Keberuntungan akan didapatkan manusia ketika dirinya merasa butuh pada Allah SWT. Hingga Allah menyelamatkan jiwa yang terperosok, karena selalu mengikuti hawa nafsu belaka.

Pada QS. Az-Zumar : 53 juga disebutkan bahwa taubat yang
sungguh-sungguh akan mendatangkan limpahan ampunan Allah atas dosa-dosa
hambaNya. Dimana dosa yang makin hari makin bertambah banyak.

“Katakanlah:
Wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendirinya, janganlah
kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni semua dosa
dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
 (QS. Az-Zumar: 53)

Taubat menurut syekh
Nawawi Banten menyampaikan dalam kitabnya yaitu Nihayatuz Zain (Bandung:
Syirkah Al-Ma’arif, tt, hal. 106) adalah suatu kewajiban untuk orang-orang yang
melakukan kesalahan, sehingga harus dilakukan. Apabila taubat yang dilakukan
benar, maka bisa melebur dosa yang telah dilakukan. Layaknya sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni :

“Setiap anak keturunan
Adam adalah orang yang berbuat kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang berbuat
kesalahan adalah orang yang bertobat.” (HR. Ibnu Majah; lihat Ibnu Hajar
Al-Asqalani, Bulughul Maram, [Semarang: Usaha Keluarga], tt., hal. 302)

Makna Taubat
Nasuha

Allah SWT berfirman
pada QS. At-Tahrim : 8 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubat nasuhaa (taubat yang semurni-murninya)”. Secara
bahasa, na-sha-ka berarti sesuatu yang bersih atau murni, yakni tidak bercampur
dengan sesuatu yang lain.

Makna bahasa menjelaskan bahwa taubat disebut dengan taubat
nasuha apabila pelaku yang ingin
melakukan taubat tersebut memurnikan, ikhlas (hanya semata-mata untuk Allah),
dan jujur dalam taubatnya. Ia mencurahkan segala daya, upaya, dan
kekuatannya untuk menyesali dosa-dosa yang telah diperbuat dengan taubat yang
benar (jujur).

Taubat nasuha
ini akan terasa pengaruhnya bagi pelakunya. Seakan-akan orang lain kemudian ikut
mendoakan kebaikan untuknya. Menurut Al-Alusi dalam Ruuhul Ma’ani, 28/158, ia
berkata : “Taubat nasuha boleh juga dimaknai dengan
taubat yang mendatangkan doa dari manusia. Artinya, manusia mendoakannya untuk
bertaubat, sehingga tampaklah pengaruh taubat tersebut bagi pelakunya.
Pelakunya pun mencurahkan kesungguhan dan tekad untuk melaksanakan konsekuensi
dari taubatnya.

Al-Qurthubi rahimahullahmenjelaskan
sisi yang lain dari istilah taubat nasuha. Beliauberkata, Sisi
yang ke dua, karena taubat nasuha mengumpulkan antara pelakunya dengan
wali-wali Allah, dan merekatkannya. Hal ini sebagaimana jahitan yang merekatkan
pakaian dan menyambung antara sisi (kain) yang satu dengan sisi lainnya.” (Al-Jami’ li Ahkaamil Qur’an,18/199).

Sholat Taubat
dan Keutamaannya

sholat taubat dan keutamaannya

Apabila seseorang hendak melakukan taubat, maka yang harus dilakukan yaitu dengan mendirikan sholat sunnah rakaat yakni sholat taubat. Hal ini didasarkan pada hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abu Bakar As-Shidiq. Rasulullah bersabda :

“Tidaklah seorang (muslim) melakukan suatu perbuatan dosa, lalu dia bersuci – dalam riwayat lain: berwudhu dengan baik -, kemudian melaksanakan sholat – dalam riwayat lain: dua rakaat -, lalu meminta ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuni (dosa)nya”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat ini (yang artinya), “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah, dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui” (QS. Ali ‘Imraan:135)

Adapun keutamaan dari sholat taubat berdasarkan hadist
tersebut yakni :

  • Mendapat rahmat dan kasih sayang Allah

Rahmat
dan kasih sayang Allah SWT yang begitu agung dan mulia kepada para hambaNya.
Allah memberikan petunjuk melalui syariatNya. Yakni cara untuk membersihkan
diri dari buruknya perbuatan dosa yang telah dilakukan.

  • Setiap muslim harus selalu bertakwa kepada Allah SWT

Muslim harus merasakan pengawasanNya. Muslim pun harus berusaha untuk senantiasa menghindari perbuatan buruk atau maksiat. Jika melakukan kesalahan dan terjerumus dalam dosa, maka hendaknya segera bertaubat, kembali kepada Allah SWT. Allah akan mengampuni dosa sebagaimana janjiNya dalam surat QS. An-Nisaa’:17 yang berbunyi :

“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah
bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian
mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah
taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
”.

  • Maksud dari meminta ampun kepada Allah yakni
    bersungguh-sungguh untuk bertaubat

Tidak hanya dalam bentuk ucapan
penyesalan, namun harus disertai dengan tindakan atau perilaku. Menjauhkan diri
dari dosa, meninggalkan sebab-sebabnya, tekad yang kuat untuk tidak
mengulanginya selamanya. Apabila dosa atau kesalahan tersebut berkaitan dengan
hak orang lain, maka harus segera diselesaikan. [Kitab “Tuhfatul ahwadzi” (2/368)]

Menurut Imam Hajar, “Meminta ampun kepada Allah (hanya)
dengan lisan, tapi masih tetap mengerjakan dosa (dengan anggota badan) adalah
seperti bermain-main (dalam bertaubat). [Kitab “Fathul Barii” (11/99)]

Begitu pula menurut Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu. Beliau berkata
, “Sesungguhnya orang yang beriman memandang dosanya
seperti dia sedang berada di bawah sebuah gunung (besar) yang dia takut gunung
tersebut akan menimpa (dan membinasakan)nya, sedangkan orang yang fajir (rusak imannya) memandang dosanya seperti seekor
lalat yang lewat di (depan) hidungnya kemudian dihalaunya dengan tangannya (dianggapnya
remeh dan kecil)”. [HSR al-Bukhari (no. 5949)]

Perihal sholat taubat,
berikut isi dalam kitab Nihayatuz Zain menurut Syekh Imam Nawawi Banten :

Artinya : “Termasuk
sholat sunnah adalah sholat taubat, yakni sholat dua rakaat sebelum bertobat
dengan niat sholat sunnah tobat.”

Dapat disimpulkan bahwa sholat taubat merupakan sholat sunnah 2 rakaat yang dilakukan sebelum seseorang bertaubat kepada Allah atas dosa yang telah dilakukan. Selanjutnya, diikuti dengan membaca istighfar. Rasa penyesalan dan takut yang kuat untuk tidak melakukan dosa lagi. Tekad yang besar untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Memiliki komitmen agar tidak terjerumus pada dosa yang sama di kemudian hari.

Syarat-Syarat
Taubat

  • Ikhlas melakukan sholat taubat

Sholat taubat dilakukan dengan ikhlas
untuk mengharap ridho Allah. Bukan karena makhluk atau tujuan yang bersifat
sementara atau duniawi

  • Menyesal atas
    dosa yang telah dilakukan sebelumnya

Menyesali perbuatan hingga tidak ingin
mengulanginya kembali. seperti yang disebutkan oleh Malik bin Dinar, Menangisi
dosa-dosa itu akan menghapuskan dosa-dosa sebagaimana angin mengeringkan daun
yang basah.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 203,
Darul Muayyid, cetakan pertama, 1424 H.). ‘Umar, ‘Ali dan Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa
taubat adalah dengan menyesal. (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 206.)

  • Tidak terus menerus dalam kondisi berbuat
    dosa saat ini

Apabila sedang dalam melakukan keharaman, maka segera
ditinggalkan. Apabila meninggalkan suatu yang wajib, maka harus kembali
ditunaikan. Apabila berkaitan dengan hak manusia, maka hendaknya segera
ditunaikan atau meminta maaf.

  • Bertekad kuat untuk tidak mengulangi
    dosa tersebut di masa mendatang

Ini adalah sebuah keharusan. Apabila masih bertekad
untuk mengulanginya, itu berarti tidak benci pada maksiat yang dilakukan.

  • Taubat hendaknya dilakukan sesegera mungkin

Taubat dilakukan pada waktu diterimanya taubat yaitu
sebelum datang ajal atau sebelum matahari terbit dari arah barat. Apabila dilakukan
setelahnya, maka taubat tersebut tidak diterima.

Hukum MelaksanakanSholat Taubat

Hukum Melaksanakan Sholat Taubat

Seluruh ulama sepakat bahwa melakukan taubat
hukumnya adalah wajib. Taubat itu bisa menghapus semua dosa yang pernah
dilakukan sebelumnya. Sementara hukum sholat taubat berbeda dari hukum
taubat itu sendiri. Para ulama tidak mewajibkan sholat taubat. Yang dikatakan
hukum sholat taubat adalah sunnah, sebagai pelengkap dari taubat yang
dilakukan.

Sholat taubat juga tidak disyariatkan kecuali
seseorang sedang dalam proses bertaubat. Artinya, sholat taubat hanya dilakukan
sesekali. Berbeda dengan sholat sunnah lainnya seperti sholat sunnah rawatib
yang dilakukan setiap hari. Ketika setiap hari melakukan dzikir, kemudian dalam
dzikir sembali melafadzkan ucapan taubat (bukan taubat yang besar) ataupun
sejenisnya, sehingga tidak disyariatkan untuk sholat taubat untuk sesuatu yang
sifatnya rutin.

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Taubat

Tata Cara Sholat Taubat
  1. Berwudhu dengan sempurna yaitu
    sesuai sunah yang diajarkan
  2. Mendirikan sholat sunnah taubat dua
    rakaat. Tata cara sholat taubat sama dengan sholat pada umumnya
  3. Tidak ada bacaan khusus ketika
    sholat. Bisa membaca al-Fatihah kemudian dilanjutkan dengan membaca surat
    lainnya. Umumnya para ulama mengatakan bahwa tidak ada ayat atau surat khusus
    yang dianjurkan untuk dibaca.
  4. Berusaha khusyuk dalam sholatnya.
    Mengingat dosa yang telah dilakukan
  5. Beristigfar dan memohon ampun kepada
    Allah setelah sholat.

Dari Abu bakarRadiyallahu’anhu, bahwasanya
Rosulullah sholallahu Alaihi Wassalam bersabda:
Hendaklah kalian membaca Laailaaha illallah dan istighfar
lalu perbanyaklah membaca keduanya karena iblis berkata : “Aku telah
membinasakan manusia dengan dosa sedangkan mereka membinasakanku
dengan Laailaaha illallah, istigfar, lalu tatkala aku mengetahui
demikian maka aku binasakan mereka dengan (mengikuti) hawa nafsu maka akhirnya
mereka menyangka dan merasa bahwa sesungguhnya mereka itu sedang mendapatkan
petunjuk (dan sedang berada diatas kebenaran).”
 (HR. Al-Imam
Al-Hafidz Ibnu Ya’la)

Adapun bacaan istighfar yang bisa dibaca adalah
sebagai berikut. Hendaknya diucapkan 100 kali.

“astaghfirullahal ladzii laa ilaaha illaa huwal
hayyul qayyuumu  wa atuubu ilaihi”.Artinya : “Aku
meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha
Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya.”

Memperbanyak
bacaan tasbih juga, memuji Allah SWT. Subhanalli wa bihamdihi, artinya : “Maha
suci Allah dan segala puji bagiNya”.

Kemudian
dilanjutkan dengan membaca do’a seperti sabda Rasulullah SAW yakni : “Barangsiapa mengucapkannya (sayyidul istighfar) di siang
hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum
petang hari, maka dia termasuk penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di
waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum
shubuh maka dia termasuk penduduk syurga.” 
(HR.
Al-Bukhari)

Adapun
memohon ampunan dengan membaca do’a seperti : “Ya
Allah, sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu Taufiq (pertolongan)nya orang-orang
yang mendapatkan petunjuk (hidayah), dan perbuatannya orang-orang yang bertaubat,
dan cita-cita orang-orang yang sabar, dan kesungguhan orang-orang yang takut,
dan pencariannya orang-orang yang cinta, dan ibadahnya orang-orang yang
menjauhkan diri dari dosa (wara’), dan ma’rifatnya orang-orang berilmu sehingga
hamba takut kepada-Mu. Ya Allah sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu rasa takut
yang membentengi hamba dari durhaka kepada-Mu, sehingga hamba menunaikan
keta’atan kepada-Mu yang berhak mendapatkan ridho-Mu sehingga hamba tulus
kepada-Mu dalam bertaubat karena takut pada-Mu, dan sehingga hamba
mengikhlaskan ketulusan untuk-Mu karena cinta kepada-Mu, dan sehingga hamba
berserah diri kepada-Mu dalam semua urusan, dan hamba memohon baik sangka
kepada-Mu. Maha suci Dzat Yang Menciptakan Cahaya.”

“allahumma anta robbii laa
ilaaha illaa anta, kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika
mastatho’tu. a’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika
‘alayya, wa abuu-u bi dzanbii, faghfirlii fainnahuua laa yaghfirudz dzunuuba
illa anta.”

Artinya : “Ya
Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau
yang menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji-Mu
dan akan menjalankannya dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari
segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu
terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku,
sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau.”

  • Tidak ada bacaan istigfar khusus
    untuk sholat taubat. Bacaan istigfarnya sama dengan bacaan istigfar lainnya,
    yakni misalnya: astaghfirullah wa
    atuubu ilaih
  • Inti dari sholat taubat adalah
    memohon ampun kepada Allah. Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan dan
    bertekad untuk tidak mengulanginya

Sholat taubat tidak terikat dengan waktu tertentu. Berbeda
halnya dengan sholat fardhu lima waktu, atau jenis sholat sunnah lainnya. Waktu
untuk mengerjakan sholat taubat ini boleh dilakukan kapan saja, baik siang
ataupun malam. Para ulama berpendapat dan mengatakan bahwa tidak ada larangan
apabila sholat taubat ingin dikerjakan pada waktu-waktu yang terlarang sholat.
Sebab prinsipnya sholat taubah merupakan sholat yang ada sebabnya secara
syar’i.

Selain itu, ada amalan yang juga perlu
diperhatikan. Di samping memperbanyak istighfar, hendaknya memperbanyak
sedekah. Menurut firman Allah pada QS. Al-Baqarah : 271 yang berbunyi :

“Jika kamu menampakkan sedekah, maka itu adalah baik sekali. Dan jika
kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Hal ini pernah dilakukan oleh
Ka’ab bin Malik radhiyallahuanhu. Beliau bertaubat dari kesalahannya yakni
tidak ikut dalam perang. Beliau berkata kepada Rasulullah SAW :

“Ya
Rasulullah, sebagai tanda taubatku, aku lepaskan hak milikku dari hartaku untuk
sedekah di jalan Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Tahanlah
sebagian dari hartamu, karena akan berguna bagimu”. Kaab berkata,”Aku
masih punya bagian hartaku dari harta rampasan perang Khaibar. (HR.
Bukhari Muslim)

Bermaksiat Lagi Setelah Sholat Taubat. Apakah Taubat Diterima?

Bermaksiat Lagi Setelah Sholat Taubat. Apakah Taubat Diterima-

Allah SWT sesungguhnya memberikan kesempatan
yang sangat luas kepada umat manusia. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda menurut
HR. Muslim no 7165. Bahwa Allah meluaskan tanganNya saat malam hari untuk
menerima taubat dari para hambaNya yang melakukan maksiat pada siang hari.
Allah pun meluaskan tanganNya pada siang hari untuk para hambanya yang
bermaksiat pada malam hari.

Berdasarkan hadist yang lain menyebutkan bahwa
Allah menerima taubat hambaNya selama nyawa belum sampai di kerongkongan.
Begitu Allah maha baik dan pintu taubat sangat terbuka untuk umat manusia yang
ingin bertaubat dan kembali ke jalan Allah SWT.

Adapun kisah yang pernah dikabarkan oleh Nabi
Muhammad SAW yakni seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang. Dimana lelaki
tersebut ditunjukkan kepada seorang ahli ibadah. Ia yang telah membunuh berkata
kepada ahli ibadah tersebut bahwa dirinya telah membunuh 99 orang. Ia pun
bertanya apakah masih bisa bertaubat atau tidak. Si ahli ibadah pun berkata
tidak. Lelaki pembunuh kemudian membunuhnya sehingga genaplah 100 orang yang ia
bunuh.

Kemudian ia kembali bertanya kepada penduduk yang
paling alim. Ia kemudian ditunjukkan kepada seorang ulama dan bertanya apakah
ia masih bisa bertaubat atau tidak. Ulama pun berkata “Ya. Memangnya siapa yang
bisa menghalangimu untuk bertaubat?”, begitu ucapnya. Hal ini berdasarkan HR.
Muslim no. 1784.

Ini berarti bahwa tidak ada yang bisa
menghalangi diri dari taubat. Sebab kesempatan sangat terbuka lebar bagi
orang-orang yang ingin berbuat kebaikan. Namun, perlu diingat bahwa Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda bahwa : “Setiap manusia pasti banyak berbuat
salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang sering
bertaubat” (HR. Tirmidzi no. 2687)

Apakah Kabar
Baik untuk Ahli Maksiat?

Tentu saja terbukanya pintu taubat bukan
menjadi pendorong untuk selalu berbuat maksiat. Orang yang melakukan maksiat
seharusnya menyadari bahwa belum tentu ia mendapatkan hidayah setelah melakukan
taubat nasuha. Ia pun tidak mendapatkan jaminan apabila di kemudian hari
meninggal dalam keadaan sudah bertaubat.

Hal ini berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa setiap amal tergantung pada bagian akhirnya. Sehingga, seharusnya kita senantiasa menjauhi maksiat dan terus melakukan taubat kepada Allah SWT. Agar kelak Allah menjemput kita dalam keadaan baik atau sedang berjuang dalam kebaikan.

Sekian pembahasan Sholat Taubat, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua.

Ayo bergabung dengan komunitas pondokislam.com dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati.

Categorized in:

Trả lời